Herri Darsyah.SH, Balon Bupati Lebong Masih Dipertanyakan Kemampuannya?

Lebong, GegerOnline.co.id– Herri Darsyah, SH, 63 tahun salah satu tokoh masyarakat Lebong, Provinsi Bengkulu, yang juga aktivis pengamat penegakkan Supremasi Hukum dan Politik didaerah kepada Redaksi Gegeronline.Co.Id, (23/6/2020) dan Bidik07elangOposisi.com, di Kota Curup mengatakan, bakal calon (balon) Bupati Kabupaten Lebong, Provinsi Begkulu rata-rata wajah lama yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Lebong, ujarnya.

Menjawab pertanyaan awak media ini, Herri Darsyah akrab dipanggil “Iving” ini menjelaskan secara terbuka, sebagai warga masyarakat Lebong, “saya meragukan kemampuan mereka, siapapun yang terpilih nantinya” seperti balonbup Lebong, yang namanya digadang-gadangkan pantas menjadi calon bupati/ kepala daerah Kabupaten Lebong untuk masa bhakti 2021-2026, seperti nama “Teguh, Dalhadi Umar (mantan Bupati Lebong), Kopli dan Armansyah.

Bacaan Lainnya

Keempat nama ini, bukan baru bagi masyarakat Lebong, latar belakang dan reputasinya sesuai pekerjaannya selama ini. Masyarakat sudah tahu betul selama ini, tidak terlihat reputasi gemilang yang bisa dibanggakan bagi kepentingan yang lebih besar (kemaslahatan) orang banyak, papar “Iving”

Namun demikian, sesuai hak demokrasi dan asasi manusia, siapapun boleh mencalonkan diri sepanjang memenuhi syarat, kita menghargai hak tersebut tandasnya.

Jika boleh saya meminjam istilah lanjut mantan Politisi PDI Perjuangan ini, bupati/ kepala daerah Kabupaten Lebong terpilih nantinya, adalah tempat gantungan harapan hidup ratusan ribu jiwa masyarakat mengharapkan hidup lebih baik dari tahun 2020, untuk lima tahun kedepan, ujarnya.

Perlu kita fahami dan ingatkan bersama, secara tofograpi posisi Kabupaten Lebong berada paling pinggir provinsi Bengkulu yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jambi, Kabupaten Induk Rejang Lebong dan Bengkulu Utara, daerah ini tergolong “miskin” potensi yang ada Persawahan yang turun temurun dari nenekmoyang Suku Bangsa Rejang, khususnya Lebong.

Wilayahnya telah tertutup dengan Tanaman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) dan Hutan Lindung (HL), sementara Tambang Emas yang terkenal di zaman penjajahan Belanda itu, hanya tinggal nama. Apalah arti sebuah nama jika pembangunan tidak diperjuangkan dengan tekad dan kerja yang besar, tandasnya.

Jadi pasangan siapa saja yang terpilih menjadi Bupati Lebong dalam Pilkada nantinya harus sosok yang kuat. Maksud kuat disini; kuat kemampuan berfikir, mencari tambahan dana keluar daerah artinya tidak hanya menghandalkan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) yang ada.

Kuat Kejujurannya, membangun semata untuk kepentingan masyareakat Lebong, bukan untuk kelompok, AMPI (Anak, Menantu, Pribadi dan Istri) ditambah koleha dan Tim suksesnya.

Kita berfikir juga tidak kaku, bukan tidak boleh membantu orang dekatnya, tapi harus mengutamakan kepentingan masyarakat Lebong yang besar terlebih dahulu, terpenuhinya kepentingan hidup masyarakat Lebong yang layak (sehat), pendidikan, kesehatan (berobat), ekonomi/ pangan murah dan terjangkau tak perlu gratis.

Karena potensi Lebong yang ada saat ini sangat terbatas, kendati daerah ini masuk dalam kategori Pertanian, tapi lahan yang ada sudah sangat terbatas dengan TNKS dan HL, maka kita butuh Bupati/ Kpala daerah yang kuat dan mampu mengatasi kesulitan ekonomi masyarakat Lebong.

Sejak Lebong, menjadi Kabupaten Depinitip bersama Kepahiang tahun 2004 silam sudah tiga kali periode Buapti, pertama di tangan Dalhadi Umar (satu periode) dan Rosjonsyah (dua periode) atau sekarang. Bagaimana enak dan tidak enaknya ekonomi didaerah ini, telah dirasakan oleh masyarakat Lebong sampai saat ini.

Namun demikian lanjut Iving, kita juga tidak boleh pesimistis menghadapi keadaan, maka kita butuh bupati Lebong kedepan yang kuat dan sanggup bekerja keras untuk memakmurkan rakyatnya. Dan masyarakat Lebong, tidak boleh manja dan harus bekerja keras bahu membahu bersama pemerintah daerah, untuk meningkatkan sektor ekonomi secara nyata.

Dalam Pilkada Lebong kali ini, masyarakat kita harapkan menggunakan hak pilihnya dan jangan Golput (tidak memilih), pilihlah yang terbaik dari calon yang ada nanti, dengan meminjam istilah “terbaik dari yang baik.” Dengan meminjam istilah “tak tali akar pun jadi” tapi jadilah akar yang memberi manfaat bagi masyarakat Lebong.

Saya, masih punya keyakinan jika diantara balon yang menjadi calon Bupati/ Kepala Daerah Lebong, masa bhakti 2021-2026, menyadari dan mau membaca kondisi riil topografi wilayah dan masyarakat Lebong, mau mengelola dan mengembangkan ekonomi dengan Jujur, Kerja keras dan berani mengambil resiko, setidaknya akan mampu mengubah Lebong, lebih baik dari saat ini.

Kita berdo’a dan berharap “jangan sampai Lebong, jadi ladang koruptor.” Dan tertinggal jauh pembangunannya dari Kabupaten tetangga di Provinsi Bengkulu, Masyarakat dan Pemerintah Daerah Lebong, harus bangkit dari tidurnya yang panjang, untuk kemakmuran masyarakatnya.

(Gegeronline.co.id/ Gafar Uyub Depati Intan/ Sbong Keme)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *