Masyarakat 11 Desa Dimudik Kerinci, Kembali Masuk Lobang

Ket Foto: Gafar Uyub Depati Intan dan Suardesi, Kondisi real fisik jalan dilapangan, sulit dilewati kendaraan roda empat apa lagi roda dua. Foto (dok)

Kerinci,Gegeronline.co.id-Masyarakat 11 Desa Dimudik, Kecamatan Gunung Kerinci, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi atau daerah pemilihan 1 (Dapil), kembali menikmati jalan berlobang alias masuk lobang dari tahun ketahun, kendati telah diaspal hotmixs tak berumur panjang. Kondisi seperti ini, kedepannya jangan terulang kembali, maka pengawasan dalam pelaksaan perbaikan fisik (rehab), harus menjadi harga mati, bukan hanya batas diperbaiki. Dan mampu mencapai tujuan akhir pembangunan, memberikan azasmanfaat. Bukan batas prorakyat. Berikut petikan laporan Gegeronline.co.id.

Jalan yang menghubungkan Kelurahan Siulak Deras (Pasar Siulak Deras) ke Sungai Betung Mudik, melewati wilayah Desa Siulak Tenang, Sungai Batu Gantih Hilir, Sungai Batu Gantih, Simpang Tutup, jalur kanannya terus ke Suko Pangkat, Sungai Betung Hilir, Air Betung, Sungai Betung Mudik, tembus ke Batu Hampar, Kecamatan Kayu Aro.

Bacaan Lainnya

Dan Simpang Tutup jalur kiri terus ke Tanjung Genting, Tanjung Genting Mudik dan Sungai Gelampeh, adalah jalan strategis ekonomi vital bagi kepentingan masyarakat di 11 Desa tersebut.

Daerah ini, masuk dalam daerah pemilihan satu (Dapil 1) sebelumnya Dapil IV Kerinci. Dengan kerusakan jalannya yang cukup tinggi alias “kondisi terkini babak belur dan berlobang”, akibatnya memperlambat laju jalannya perekonomian masyarakat di wilayah ini khusunya 11 Desa di mudik.

Tak jauh beda dengan kondisi jalan Provinsi Bengkulu yang ada di Kabupaten Lebong Kecamatan Pinang Belapis, yang berhasil dipantaun awak media ini dan tim Catatan yang terabaikan.

Jalan ini merupakan urat nadi perekonomian masyarakat dalam mengeluarkan hasil bumi seperti hasil pertanian Kulit manis (Cassiavera),  Kopi, Gabah (padi), Kentang, Cabe dan Sayur mayur lainnya untuk mengangkat taraf kehidupan masyarakat.

Apalagi saat ini “kita mengalami pencahklik” (kesulitan ekonomi) di tengah-tengah memerangi wabah Vandemi Covid-19, maka perlu sekali di sektor infrastruktur menjadi perhatian khusus Pemerintah daerah Kabupaten kerinci.

Catatan kondisi terparah 200 meter, memasuki wilayah Desa Sungai Batu Gantih Hilir, sejak 7 bulan terakhir putus dan babak belur hingga menjadi sorotan masyarakat dan kalangan media masa dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Namun (15/8/20) mendapatkan perhatian dengan dana bencana alam dari dinas PUPR (Kimpraswil) Kerinci.

Saat Investigasi Reporting dilakukan Wartawan media ini, berhasil menemui dua orang anggota DPRD Kerinci dari Dapil 1 dengan wilayah pemilihan Kecamatan Gunung Kerinci (11 desa dimudik,red), Kecamatan Siulak, dan Kecamatan Siulak Mukai, Joni Efendi (PDI-Perjuangan), dan Irwandri (Gerindra) memberikan keterangan kepada kepada awak media ini, (15/8/20) lalu.

Keduanya mengatakan kondisi jalan saat ini sangatlah memprihatinkan kata Joni namun masyarakat Sungai Batu Gantih Hilir melalui Kadesnya tidak memberi tahu kepada kami sebagai anggota DPRD terpilih dari Dapil 1 hingga kondisinya “babak belur” tapi lanjut Joni, hari ini kita selesaikan telah kita hubungi Kepala Dinas PUPR Kerinci, Maya Novefri SE, ujarnya.

Lewat via hp (hanphone cellnya) untuk di kerjakan pada hari ini hingga bisa di lewati oleh masyarakat tegas Joni.

Kondisi terkini menjelang Desa Sungai Batu Gantih 200 meter sudah bisa di lewati oleh kendaran roda 2 dan roda 4, namun sepanjang jalan link Siulak Deras-Sungai Betung Mudik ada 7 catatan (7 titik) yang mengkhawatirkan seperti di titik Lubuk Pandak, sangat licin dan berlobang yang di khawatirkan rawan longsor.

Dan Lubuk Getah Desa Sungai Batu Gantih ambruk, terancam longsor total, Lubuk Titian Aka 200 meter menjelang masuk Desa Simpang Tutup perlu adanya batas pengaman karena kondisi daerah ini rawan dan terjal.

Dan titik ke4 di Lubuk Pakutiang Desa Sungai Batu Gantih berlobang-lobang di khawatirkan terancam putus, titik ke5 di Lubu Sangantung Desa Sungai Batu Gantih terjadi pengikisan tebing dari aliran air sungai pada titik ke6 terjadi di atas badan jembatan Lubuk Tantrong menuju Siulak Deras antar Desa Sungai Batu Gantih.

Kondisi kerawanannya berlobang-lobang mengancam fisik jembatan, titik ke7 yang sangat mengkhawatirkan, mengancam rawan kecelakaan kondisinya seperti “Lubuk” badan jalan Kabupaten 500 meter lewat Desa Simpang Tutup menuju Desa Tanjung Genting dan Sungai Gelampeh rusak berat/parah.

Jalan ini menuju perkampungan Yuldi Herman (Bujang Hitam) dari Fraksi PAN DPRD Kerinci Daerah Pemilihan (Dapild 1), hingga kini semakin parah dan hancur babak belur, tak layak disebut jalan Kabupaten apa lagi Provinsi.

Investigasi lapangan terdapat kondisi dari Simpang Siulak Deras-Sungai Betung Mudik, yang melewati beberapa Desa itu, kondisi jalan Kapubaten ini berlobang-lobang membentuk cekung dan cembung sebanyak 283 lobang yang menyusul akan menghancurkan badan jalan bila tidak ada perhatian khusus dari Pemerintah daerah Kerinci.

Kondisi jalan Simpang Tutup-Sungai Gelampeh melewati Desa Tanjung Genting dan Tanjung Genting Mudi, kampunya Bujang Hitam itu, sebanyak 47 lobang, lobang terbesar di daerah Ambacang lewat Desa Simpang Tutup link ini sepanjang lebih kurang 4 meter.

Sementara itu Suardesi (Kades Sungai Batu Gantih-Dusun Induk) memberikan komentarnya sudah seharusnya 5 anggota DPRD Kerinci utusan Dapil 1 ini, untuk bekerja ekstra keras mengadakan pengawasan agar kondisi ini tidak berlarut terlalu Lama karna jalan ini merupakan urat nadi perekonomian masyarakat 11 Desa di Mudik kata mantan Wartawan Bidik, kepada awak media ini.

Ditambahkan mantan Jurnalist ini, sebagian titik-titik rawan (rusak)  kami sebagai pelayan masyarakat yaitu kepala Desa telah memberitahu lewat proposal,  namu di tahun 2020 ini belum di masukkan di APBD. Seraya minta Wartawan berani memuat di media manapun, sehingga penderitaan masyarakat 11 Desa dimudik, segera diatasi Pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Kerinci, melalui Dinas dan instansi teknis harapnya.

Dari pengamatan Wartawan media ini, selain kondisi jalan dari Siulak Deras-Sampai Sungai Betung Mudi (jalur kanan) lebih kurang 15 km dan Tanjung Genting/Sungai Gelampeh Jalur kiri sepanjang lebih kurang 9 km dari Siulak Deras, harus berfungsi normal, karena ini sangat vital bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat 11 Desa dimudik.

Dan masyarakat melalui Kepala Desa seperti yang dilakukan Kepala Desa Sungai Batu gantih, Suardesi, tidak hanya batas melaporkan kerusakan jalan, bahkan disampaikan lewat proposal artinya resmi mewakili masyarakatnya.

Kondisi ini secara pribadi Suardesi sebagai mantan Wartawan masih punya kepedulian dan keberanian menyampai laporan atas kerusakan jalan bagi kepentingan masyarakat 11 Desa di mudik lebih kurang 12 ribu jiwa, kendati yang bersangkutan sudah berada dalam sistem Pemerintahan selama dua periode Bupati Kerinci terpilih dr.H. Adirozal, MSi.

Tapi, tidak berlaku bagi Suardesi, ia tetap menyampaikan kepentingan yang lebih besar bagi kemaslahatan orang banyak. Kepedulian ini, harus di ikuti oleh para kepala desa dan BPD (Badan Permusyarawatan Desa) selaku Wakil masyarakat terdekat di 11 desa di mudik, hendaknya.

Sementara itu, tokoh Pers/Wartawan Senior Gafar Uyub Depati Intan, yang kebetulan asal Kerinci Hulu (Mudik), sangat mendukung pendapat Suardesi, sebagai generasi muda penerus perjuangan salah satu generasi dari 11 Desa dimudik ini, saatnya anak muda sisingkan lengan bajumu, pikul beban dipundak, jujurlah berbuat dan bertindak, untuk kepentingan yang lebih besar, ujarnya.

Jangan berhenti berjuang berfikir dan bekerja keras, ketika anda berhenti saat itulah kekalahan tiba, bak tidur panjang tanpa makna?

Ditegaskan Gafar Uyub Depati Intan, akrab dipanggil Bang Ayub ini, memaparkan, sebagai generasi muda dari 11 Desa dimudik dan mewakili keluarga besar, “Depati Intan” jangan pernah takut membela kebenaran.

Perlu diingat ditubuh warisan penerus Depati Intan, wajar kita meminjam istilah “hukum putus, biang tebuk” persoalan hukum wajib diselesaikan secara berkeadilan, biang tebuk (tembus) harus pula dituntaskan, (diselesaikan).

Merah, jadikan putih untuk kedamaian, biang (bias), jangan menjadi hitam  harus menyatu untuk kedamaian dalam kebenaran, bagi kepentingan warga masyarakat yang lebih besar. Menuju pembangunan yang mampu memberikan azasmanfaat bagi masyarakat, tandas Bang Ayub.

(GEGERONLINE.CO.ID/MARHAEN JABIER)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *