Ribuan Masyarakat Kerinci, Tunggu Bantuan Dana Covid-19 Tahap Kedua

Ket Foto: Bank Dunia memprediksi, pandemi Covid-19 dapat mendorong 71 juta orang ke dalam jurang kemiskinan ekstrem pada 2020. Perkiraan tersebut berdasarkan proyeksi pertumbuhan terbaru pertumbuhan ekonomi global tahun ini yang terkontraksi 5,2 persen. (Dikutip Kembali Gegeronline.co.id).

Kerinci,Gegeronline.co.id-Ribuan masyarakat Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, terlantar belum mendapat bantuan dari pemerintah tahap ke 2 (dua), kini sedang menunggu bantuan dana akibat serangan Corona (Covid-19), membuat masyarakat linglung (kelabakan), mengatasi masalah ekonomi, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya. Dampak Covid-19 sudah berlangsung lebih kurang 9 bulan, membuat ekonomi masyarakat terpuruk dampak ancaman Corona, terjadinya pemutusan hubungan kerja baik diperusahaan, maupun dirumah tangga, (asisten rumah tangga), mereka berharap adanya percepatan bantuan baik berbentuk uang tunai ataupun Sembako.

Dalam hal ini, dinas Sosial kabupaten sebagai pihak yang diberi tanggungjawab oleh Pemerintah/Bupati Kabupaten Kerinci, sudah seharusnya mempercepat langkah dan gerakan mencairkan dana dengan mengakomodir data yang benar dari pihak Kecamatan dan Desa/Kelurahan dalam daerah Kabupaten Kerinci. Dan harus mengedepan solusi sebagai pembantu Bupati/Kepala daerah guna meringankan kesulitan masyarakat disektor ekonomi, sosial dan kemanusiaan.

Bacaan Lainnya

Tidak hanya turut mengeluhkan, dinas Sosial sesuai peran, fungsi dan tanggungjawabnya diberikan Negara, harus mampu menunjukan kinerja yang baik, bagi kemaslahatan orang banyak ditengah perang menghadapi Virus Corona (Covid-19), sebagai pelayan masyarakat yang baik. Demikian harapan masyarakat Kerinci, yang dikeluhkan dan disampaikan pada Pemda Kerinci dan kalangan Pers, termasuk pada Gegeronline.co.id.

Dari keterangan dihimpun Wartawan Gegeronline.co.id, masih ada sekitar Rp. 16 Miliar anggaran Covid-19 tahun 2020 yang belum dicairkan pada tahap ke2 (dua) oleh Dinas Sosial Kabupaten Kerinci, dengan alasan masih adanya data yang tumpang tindih (overleping), yang harus dibenahi.

Jika benar semata alasan itu, pantas dihimbau pada masyarakat untuk memahami dan turut mendukung untuk percepatannya, dengan memberikan keterangan yang benar kepada RT (Rukun Tetangga) setempat dan Kepala Desa, sehingga datanya benar dan sah, dapat dipertanggungjawabkan.

Kita semua perlu tahu dan memahami kondisi real ekonomi masyarakat saat ini, terutama masyarakat miskin dan sangat miskin tengah mengalami pencaklik saat ini ribuan Kepala Keluarga (KK) miskin menunggu bantuan untuk menyambung dan menyelamatkan hidup sehari-hari dari tekanan serangan wabah covid-19 dalam waktu yang tidak di tentukan lamanya.

Kita tidak kapan berakhirnya, sementara di Ibu Kota Negara RI Jakarta, telah dinyatakan kena zona merah. Kita sangat berharap dan berdo’a dan menjalan protokoler kesehatan secara benar dan baik, oleh semua lapisan masyarakat sampai Kepelosok Desa sekalipun. Agar melaksanakan aturan dengan disiplin dan tanggungjawab dan tidak sekali-kali mengabaikannya?.

Kepala Dinas Sosial Kerinci Drs. Samardin (29/08/2020) lalu menerangkan bahwa bantuan di tengah Covid-19 telah kita cairkan pada tahap pertama,  untuk pencairan tahap ke 2, lanjut Samardin belum dilaksanakan karna banyak data yang tumpang tindih.

Mendengar dan melihat alasan Samardin, harus kita support agar-agar cepat-cepat data konkriet disiapkan para Kepala Desa/Lurah bersama pihak Kecamatan, dalam wilayah Kabupaten Kerinci.

Dikatakan Samardin bantuan dari dinas sosial Kabupaten Kerinci bernilai Rp. 250.000 /KK dan akan berikan dalam bentuk Sembako dan sekarang menunggu data dari Desa agar bantuan tersebut tepat sasaran, keterlambatan tahap ke 2 (dua) ini memang ada data yang bermasalah, maka terjadi keterlambatan, ujarnya.

Dikatakan Samardin, bantuan di tengah wabah Covid-19 sekarang ini cukup banyak seperti bantuan masyarakat tidak mampu,  masyarakat yang kena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dari perusahaan hingga hilangnya mata pencaharian masyarakat.

Dan bantuan untuk kalangan media massa (Wartawan,red) yang meliput di wilayah Kabupaten Kerinci, mereka punya hak untuk mendapatkan bantuan di tengah wabah Covid-19 ini, papar Samardin.

Diterangkan lebih jauh oleh Samardin untuk media massa belum bisa dicairkan sampai hari ini, karna data Wartawa yang ada di Kabupaten Kerinci, belum diberikan oleh Bidang Hubungan Masyarakat dan (Prtokuler) Pemda Kerinci, ujarnya beralasan.

Samardin, menjelaskan pihaknya sudah pernah memintanya pada Humas Pemda Kerinci,  namun belum di berikan. jadi, dana untuk media masa belum bisa dicairkan, ungkapnya.

Dari keterangan, data dan pendapat dihimpun Gegeronline.co.id, khusus untuk bantuan Media masa/ cetak dan online, sebaiknya berdasarkan data yang dikeluarkan Pemimpin Redaksi masing-masing Media, yang dipertanggungjawabkan secara Hukum dan administrasi. Guna meringankan beban ke-Humasan Pemda Kerinci. Sehingga terjadi percepatan pengiriman data dari setiap Media, cetak, online, televise dan siaran.

Sedangkan PKH dan bantuan lainnya dari pusat dan Kabupaten sudah ada yang pencairan sampai tahap ke 3 (tiga), kalau melihat perkembangan real di lapangan saat ini seharusnya bantuan tersebut sudah dibagikan ke masyarakat karna situasi ekonomi semakin tidak menentu di tengah-tengah wabah Covid-19.

LSM. BPPK-RI-Jakarta-Staff Intelijen: Nursal S.SOS. yang akrab di panggil Gusnur mengomentari keterlambatan bantuan dari dinas sosial Kerinci, hendaknya Humas Kabupatem Kerinci segera mengeluarkan data Wartawan, lsm yang aktive melakukan aktifitas sehari harinya di daerah ini (Kerinci, red) supaya anggaran dapat dicairkan, “dan kalau tidak ini tidak tertutup kemugkinan bisa menjadi sarang korupsi,” hanya menjadi “korup oknum tertentu”.

Masih dalam pengamatan Wartawan Gegeronline.co.id, kita tidak boleh berburuk sangka dulu, mari kita support tugas dinas sosial, Kecamatan dan Desa, cepat-cepatlah mengirimkan data secara palid (benar), jangan sampai ada data fiktip, akan menjadi permainan kotor pihak tertentu. Kita harus berada di solusi, (Jalan keluarnya) bukan melihat dan apa lagi menambah masalah.

Laporan: Marhaen Jabier

Editor: Gafar Uyub Depati Intan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *