Catatan: Gafar Uyub Depati Intan
Setidaknya sudah berlangsung tujuh tahun, pembiaran Tambang liar Galian C atau Bebatuan Non Logam. Bahkan sudah ada sejak eranya Bupati Rusman, 1999-2014, sebelum Adirozal menjabat. Tapi kondisi penambang liar kian meningkat tujuh tahun terakhir, dimasa dua periode Adirozal menjabat Bupati Kerinci, Provinsi Jambi. Namun, Bupati Kerinci Adirozal, melakukan pembiaran dan ironisnya tak ada aparat penegak Hukum yang focus (serius), menangani untuk menghentikannya secara total. Ada apa dibalik semua ini?.
Masalah kasus Tambang Liar Bebatuan Non Logam, sudah lama dibahas oleh Pemda Kabupaten Kerinci, Jambi bersama tim dari Jambi, dinas pertambangan dan energy Provinsi Jambi, bersama dinas lingkungan hidup, dan pihak terkait Pemda Kerinci, LSM dan masyarakat Pers, dua tahun lalu, di Pimpin Asisten 1 Bidang Pemerintahan, dan hasilnya telah dilaporkan ke Bupati Kerinci Adirozal, namun sampai tahun 2020 tidak ada tindak lanjut untuk menghentikan peti (penambang tanpa izin) yang telah merusak lingkungan, hingga kini.
Dalam rapat pembahasan tambang liar dua tahun lalu itu, tercatat 25 tambang liar berdasarkan data dari dinas pertambangan energi dan meneral Provinsi Jambi, yang diberi wewenang mengeluarkan Izin sejak tahun 2014 silam. Dan telah berulangkali ditulis surat kabar mingguan Rafflesia Post Bengkulu dan sejumlah media cetak lainnya.
Namun, Dr H Adirozal MSi, tak bergeming sedikitpun. Ironisnya nyaris tak ada aparat penegak Hukum di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh, yang berani focus mengusutnya secara Hukum, sesuai prosedur berlaku. Entah ada apa dibalik semua itu, hanya mereka yang tahu?
Padahal masalah kerusakan lingkungan sangat prinsip, harus diatasi secepatnya, ini sudah berlangsung waktu periode kedua Adirozal menjabat Bupati Kerinci, masalah tambang liar belum berhasil diselesaikan. Bahkan terjadi pembiaran yang disampaikan Pemuda Panca Sila dalam sebuah demo damai ke Pemda Kerinci pekan lalu, juga tidak mendapat perhatian Bupati Adirozal.
Demo PP (Pemuda Panca Sila) berjalan damai di depan kantor Bupati Kerinci, Rabu (09/09/2020), mereka minta Bupati Adirozal menutup seluruh tambang Galian C (Bebatuan Non Logam) liar tanpa terkecuali, tutup semuanya, jangan tebang pilih yang namanya tambang liar itu.
Aksi damai dilakukan Pemuda Pancasila Kabupaten Kerinci menuntut agar Galian C yang ada di Kerinci segera ditutup karena telah merusak lingkungan dan pencemaran air di sungai terutama sungai Batang Merao.
Orasi yang disampaikan, Harmo Karimi meminta Pemerintah Kabupaten Kerinci untuk bertindak tegas kepada pelaku Galian C illegal yang telah merajalela.
Jika tidak mampu menutup Galian C illegal itu diminta dengan tegas kepada AdiRozal agar mundur dari jabatannya karna diduga melakukan pembiaran terhadap menjamurnya tambang ilegal di Kerinci sejak dipimpinnya, sebagaimana diberitakan sebelumnya, dikutif kembali.
Dari catatan dihimpun Redaksi media ini, ada dugaan para penambang liar itu, sebagian adalah tim sukses Adirozal dari periode pertama dan kedua dan telah banyak berkorban untuk pemenangnya. Maka Adirozal, tidak mudah melakukan penutupan secara menyeluruh baik liar, maupun yang mencemarkan apa lagi punya izin. (***)