Rejang Lebong Surga Koruptor: Visi-Misi Susilawati-Ruswan Tidak Masalahkan Korupsi?

Ket Foto: Dok.

Catatan Yang Terabaikan, Gafar Uyub Depati Intan

Dari catatan yang terbaikan, sama kita ketahui ditahun Pilkada serentak, 9 Desember 2020 masyarakat Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu disuguhkan 4 pasangan calon Bupati dan calon Wakil Bupati, untuk masa bhakti tugas 2021-2026 yang telah disahkan KPU-D Rejang Lebong.

Bacaan Lainnya

Tentu bagi mereka yang keluar sebagai pemenang, mendapat kepercayaan dari masyarakat Rejang Lebong, harus bertanggungjawab terhadap visi dan misinya, bukan sekedar berharap dukungan masyarakat saat ini, untuk menang pada hari “H” Pilkada nanti. Dan masyarakat harus cerdas selaku pemilih dan pemilik kekusaan untuk menentukan siapa yang harus dipilih, jangan semata mengharapkan kepentingan sesaat?.

Dari catatan Tim Kolom khusus Gegeronline.co.id, “Catatan Yang Terabaikan” diasuh langsung Pemimpin Redaksi media ini. Banyak hal-hal menarik, seharusnya diperjuangkan Cabup dan Cawabup, justru sedikitpun tidak disinggung dalam visi dan misinya pasangan Susilawati – Ruswan YS, seolah “korupsi” itu dilegalkan?

Tim catatan yang terabaikan Gegeronline, telah membaca visi dan misi 4 Cabup dan Cawabup Rejang Lebong nomor 1 (Satu) Faisal – Fatrol, nomor 2 (Dua) Suysilawati – Ruswan, nomor 3 (Tiga) Syamsul – Hendra, nomor 4 (Empat) Fikri – Samuji. Keempat pasangan calon Bupati Rejang Lebong ini, “semuanya telah berjanji tertulis dalam visi dan misinya, “mensejahterakan, memakmurkan masyarakat Rejang Lebong disegala sektor pembangunan dan janji-janji mereka sangat manis”.

Benarkah dilakukan atau tidak, kini belum bisa dijawab karena Pilkada belum dilakukan, dan hari “H” nya bagi rakyat (masyarakat) menggunakan kekuasaannya, 9 Desember 2020 mendatang. Rakyat sebagai pemegang kuasa gunakanlah hak anda secara bebas, rahasia, dan benar. Pilihlah calon yang anda jagokan sesuai hati nurani masing-masing. Dan hak pilih anda, tidak boleh diganggu apa lagi diintervensi oleh pihak manapun, termasuk panitia pemilihan, dan panitia pemungutan suara.

Untuk membuat anda tidak merasa kecewa berat setelah terlantiknya Bupati/Kepala Daerah Pemimpin Rejang Lebong terpilih dan berjalannya penugasan dari kementerian dalam Negeri atas nama Presiden RI, mereka mulai membangun Rejang Lebong dengan skala prioritas yang mereka gadang-gadangkan dari sekarang mereka sebut program unggulan yang ditawarkan dalam 100 hari (tiga bulan) pertama, tahun pertama, sampai tahun kelima (berakhir) masa jabatan mereka, itu ditentukan pada hari “H” nya nanti, berdasarkan penilaian objektif pemilih.

Harus melihat melihat/mempelajari secara cermat latar belakang masing-masing Cabup dan Cawabup, bukan karena besarnya uang “sogok/suap” untuk memilih pasangan tertentu, atau mengutamakan kepentingan sesaat. Jika masyarakat tidak cerdas menggunakan hak pilihnya (kekuasaan), dan tidak berjalannya visi dan misi yang mereka tawarkan anda (rakyat) jangan kecewa, karena anda yang memilih secara mayoritas sehingga pasangan yang dijagokan itu memenangkan Pilkada Rejang Lebong.

Bak meminjam istilah, “nasi telah jadi bubur” suka atau tidak suka terpaksa dirasakan rasa buburnya, bukan rasa nasi yang harum dan gurih? Lebih dari itu, setidaknya anda akan mencium bau busuk? “bak kentut, berbau tapi tidak terlihat. “Dan lebih dari itu, melihat adanya oknum pejabat yang menjadi penghuni Hotel Prodeo, (bui) kata pendapat Amir Syarif salah satu Wartawan Senior di Provinsi Bengkulu ini.”

Beberapa tahun berselang masyarakat Rejang Lebong disuguhkan kasus OTT (Operasi Tangkap Tangan) di Pemda Rejang Lebong, oleh Polres pelakunya menjalani Hukuman badan dikurung di LP Klas 2B Curup, “Sapuan dan Ropen” ini dampak lemahnya pengawasan di internal Pemda Rejang Lebong, dalam hal ini Bupati/Wakil Bupati Kepala Daerah.

Dan sejumlah kasus lainnya yang belum terungkap secara transparan oleh penyidik penegakan Hukum Daerah, misalnya kasus penggunaan dana tak terduga senilai Rp. 2,9 miliar, dan kasus dana Bantuan Sosial (Bansos), telah diperiksa oleh pihak penyidik Kejaksaan Negeri Rejang Lebong. Namun, penjelasan akhir dua kasus tersebut belum diketahui seperti apa penyelesaiannya. Dan atau di SP#kan dengan dikeluarkannya Surat Perintah Penghentian Penyidik, karena tidak terpenuhi alat bukti dan saksi yang siap memberikan keterangan, dan atau ada sebab lain kita belum tahu sampai saat ini?

Dan masih terdapat sejumlah kasus lainnya pembangunan Jalan Jambu Keling-Kayu Manis sepanjang 20-5 km telah menghabiskan dana sebesar Rp. 68 miliar dari pembangunannya dimulai tahun pertama Suherman menjabat Bupati Rejang Lebong. Selaun diduga penggelembongan dana, ada sebagian lokasi jalan itu yang masuk dalam wilayah Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS), dan sudah dipolicelen Polda Bengkulu (saat itu), namun kasusnya belum jelas hingga kini. Yang jelas belum berlanjut sama dengan kasus penggunaan dana tak terduga, dan Bansos.

Sedangkan khusus kasus dana tak terduga, (DTT) pihak penyidik telah meminta keterangan H. Suherman mantan Bupati Rejang Lebong dua periode dan Hj. Susilawati, (saat itu).

Namun demikian kita tak boleh berburuk sangka dulu, dan harus menerapkan azas praduga tak bersalah, karena kasus dugaan korupsi diduga tanpa batasan penyelidikan dan penyidikannya oleh aparat penegak Hukum, sepanjang dugaan pelakunya masih hidup?. Sepanjang ditemukan nofum (bukti baru), kendati sempat tenggelam.

Kini Hj. Susilawati, SE lolos mencalonkan diri sebagai calon Bupati Rejang Lebong, berpasangan dengan Ruswan, S.Sos yang digadang-gadangkan paling kuat saat ini, ketimbang tiga pasangan calon lainnya. Pasangan SR (Susilawati-Ruswan) hanya dibayangi oleh kekuatan Sahe (Syamsul-Hendra), kata salah satu pejabat Pemda Rejang Lebong, kepada Tim catatan yang terabai, Sabtu pagi (17/10/2020) sekitar pukul 08:30 WIB pagi disebuah warung warga di Air Putih Baru, Curup Selatan yang dilindungi namanya.

Sumber pejabat kompeten itu, sempat bertanya pada Geger, bagaiamana pengamatan secara umum dilapangan, katanya? Geger, tak bisa berkomentar “semua baik-baik saja, dan ingin memajukan Rejang Lebong” terlepas benar atau tidaknya, kita lihat siapa yang terpilih diantara empat pasangan calon itu. Semua baik dalam visi-misinya diatas kertas, tapi eksekusinya setelah salah satunya terpilih dan lantik, itu mulai ketahuan.

Tapi kini kata sumber kompeten itu, Sahe kian bangkit karena Timnya kerja keras dan berani berkorban, tak kenal lelah, imbuh sumber. Dari data tertulis diperoleh Tim catatan yang terabaikan Gegeronline, pasangan Susilawati – Ruswan YS, dalam visi dan misinya menjanjikan pembangunan yang strategis sama dengan tiga pasangan calon lainnya.

Dalam Visinya Memperjuangkan:  Terwujudnya masyarakat Rejang Lebong yang sejahtera beriman dan komentitif dengan pemanfaatan sumber daya alam dan berkelanjutan.

Misinya:

  1. Mewujudkan percepatan pertumbuhan ekonomi berbasis ekonomi kerakyatan, agri bisnis dan pariwisata.
  2. Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, produktif dan berdaya saing melalui program pendidikan dan kesehatan sosial budaya dan olah raga.
  3. Mewujudkan pengembangan dan pengembangan infrastruktur yang sinergis berkualitas dengan berbasis pada pemerataan wilayah dan berwawasan lingkungan.
  4. Mewujudkan pelestarian nilai-nilai agama, budaya, moral dan etika dalam melandasi pelaksanaan pembangunan.
  5. Melaksanakan birokrasi Pemerintahan yang professional, bersih dan berwibawa.
  6. Mendorong Iklim Investasi yang berbasis pada potensi ekonomi Daerah dengan keberpihakan pada kepentingan dan kesejahteraan rakyat.

Misi ini, nampaknya luar biasa jika dilaksanakan secara benar dan bertanggungjawab. Namun, soal hambatan yang selama ini berkaitan dengan tindak pidana Korupsi, yang menggoncang Negara kita secara nasional dan juga terjadi didaerah tak ada dalam visi dan misinya?

Disnilah masyarakat perlu membaca secara jernih dan menyimak secara cermat, dimana sejak Presiden RI ke VI Susilo Bambang Yudhoyono, telah menyatakan perang terhadap Korupsi. Bahkan menterinya sendiri dauber oleh aparat penegak hukum sampai masuk bui. Dan gagasan mantan Presiden ke VI RI itu, diteruskan hingga kini oleh Jokowidodo memberantas tindak pidana Korupsi.

Sejauh ini belum diperoleh keterangan dari pasangan Susilawati – Ruswan YS, kenapa soal pemberantasan Korupsi, tidak masuk dalam misi mereka. Jangankan menjadi program unggulan, disinggung saja tidak, apa lagi mau memberantasnya?. Tak heran banyak warga Rejang Lebong, merasa heran dan mempertanyakan. Bagaimana jika pasangan ini mendapat kepercayaan dari masyarakat Rejang Lebong, bila terjadi dugaan tindak pidana Korupsi dibiarkan saja… seperti dibanyak kasus tertentu selama ini???

Disinilah masyarakat perlu melihat latar belakang dan membaca secara cermat individu-individu para Cabup dan Cawabup Rejang Lebong 2020, yang bakal menjadi Pemimpin lima tahun kedepan. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *