Ferri Geram, Kota Sungai Penuh Tak Tentu Arah

Ket Foto: (Kiri) Ferri Siswadhi Mantan Ketua DPR Kerinci, (Kanan) tempat pembuangan sampah di Kecamatan Kumun Debai, Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi.

Sungaipenuh,Gegeronline.co.id-Kasihan Kumun Debai. Dua periode kepemimpinan Asafri Jaya Bakri (AJB), Kecamatan paling ujung Kota Sungai Penuh hanya menjadi alat politik untuk melanggengkan kekuasan. Tidak ada pembangunan berarti di kawasan ini. Malah, monumentalnya, Kumun dijadikan tempat pembuanngan sampah dan kotoran masyarakat Kota Sungai Penuh.

Kondisi miris inilah yang disesalkan Mantan Ketua DPRD Kerinci Ferri Siswadhi. Politisi ulung yang kini jadi akedemisi itu, menyayangkan sikap AJB yang minim kepeduliannya untuk kampung halamannya. Dia menyangsikan, sepuluh atau 15 tahun kedepan akan terjadi ledakan, atas tindakan menjadikan Renah Kayu Embun jadi Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Bacaan Lainnya

Menurut Ferri, Renah Kayu Embun (RKE) adalah sumber air masyarakat Kumun Debai termasuk Tanjung Pauh dan sekitarnya. Bisa dibayangkan, lanjutnya dampak pembuangan sampah akan membuat mata air dikawasan itu tidak baik dan tidak sehat.

“Bagaimana nasib masyarakat Kumun Debai sepuluh atau 15 tahun kedepan. Bisa terjadi ledakan, ini yang perlu kita pikirkan dan antisipasi,” kata Ferri Siswadhi gelar Depati Galang Cahayo Negeri saat Pengukuhan Tim Ahmadi Zubir-Alvia Santoni di Kumun Debai, Rabu.

Dijelaskan Ferri, bisa jadi lokasi pembuangan sampah di Renah Kayu Embun merupakan bom waktu yang suatu saat akan meledak. Dia mencontohkan di Jakarta yang memiliki tenaga ahli dan tenaga ahli dalam pengelolaan sampah, sempat terjadi ledakan.

Makanya dia menyangsikan kepimpinan Asyafri Jaya Bakri. Menurut Ferri, pembangunan AJB tidak tentu arah. Kota kecil tetapi pembangunannya tidak jelas. Mau jadi apa. ‘Mau jadi kota pendidikan yang sudah dibangun oleh H Fauzi Siin dan Hasvia, sekarang tidak jelas kemana arahnya,” kata Ferri.

Dia mempertanyakan apa yang dibangun AJB untuk Kumun Debai. Jalan yang ada dibangun semasa pemerintahan Bupati Kerinci H Fauzi Siin. “Tidak ada yang dibangunan AJB selama dua periode,” jelasnya.

Malah pemerintahan AJB menyisakan masalah dikalangan masyarakat Kumun Debai. Dia mencontohkan pengangkatan pejabat. “Diangkat Si A, lalu dinonjobkan Si B. Yang dinonjobkan berkecil hati maka terjadi perselisihan dan mengkotak-kotakan masyarakat. Itu politik adu domba,” kata Feri.

Lalu pertanyaannya, Kumun Debai dapat apa? Kumun Debai yang terkenal produk tokoh-tokoh hebat itu hanya dijadikan tempat pembuangan sampah dan kotoran. “Untuk itu marilah kita mendukung pemimpin yang benar kedepan. Pemimpin yang punya visi yang betul-betul murni untuk membangun bukan untuk melanggengkan kekuasaan,” kata Ferri.

Untuk itu dia menghimbau masyarkat Kumun Debai kompak dan bersatu untuk mendukung da memilih Pasangan Ahmadi Zubir dan Alvia Santoni pada 9 Desember mendatang. “Saya kenal kedua tokoh ini. Kemampuannya tidak diragukan dan keduanya mau menerima masukan,” tegas Feri.

Sementara politisi PPP Andi Oktovian menilai untuk kemajuan Kumun Debai kedepan, perlu pemimpin yang punya visi dan pengalaman. Ahmadi-Antos sudah dikenal berhasil membangun STKIP dan STIE dan moga kedepan Kota Sungaipenuh ditangan mereka berdua lebih maju.

“Jika nanti menjelang hari H ada yang melakukan aksi bagi-bagi uang guna membujuk masyarakat memilih salah satu calon. Ambik sek (uang)nya jangan pilih orangnya,” tegas Andi. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *