Demi Sekolah, Akil Rela Bertahan Walau Tanpa Memiliki Seragam

Budi Setia Orang Tua Akil (Kiri) dan Muhamad Akil Setiawan Saat Berada di Dinas Pendidikan Kota Sungai Penuh. (Foto Dede)

SUNGAIPENUH,GEGERONLINE.CO.ID-Kerap kali tanpa kita sadari, disekitar lingkungan kita, masih ada anak-anak generasi bangsa yang memiliki semangat untuk bersekolah, namun terbatas disebabkan keadaan ekonomi orang tuanya.

Kisah yang menyayat hati ini, didapatkan dari kisah hidup sesosok bocah yang tengah berjuang demi menggapai cita-citanya. Muhammad Akil Setiawan, ia adalah salah satu murid pada SMP Negeri 1 Kota Sungaipenuh, Provinsi Jambi.

Bacaan Lainnya

Saat ini, Muhammad Akil Setiawan duduk di bangku kelas VII, pada tempat ia menimba ilmu tersebut.

Sosok Akil ini merupakan bocah yang sejak kecil sudah terlatih menghadapi kerasnya gemerlap kehidupan. Itu juga sebabnya yang membuat semangatnya tak mudah patah arang.

Dia berasal dari keluarga yang kurang mampu, meski hidup yang tak berkecukupan, namun ia selalu mensyukuri dengan kehidupan yang seadanya.

Sedangkan kedua orang tuanya bisa dibilang bekerja dengan serabutan. Apapun dilakukan, selagi halal dan tanpa mempedulikan rasa malu demi menyambung hidup.

Muhammad Akil selalu menaruh semangat dan harapan agar bisa bersekolah dengan layak, seperti halnya siswa lainnya yang boleh dibilang berkecukupan.

Namun itu tidak dirasakan oleh bocah yang satu ini. Tentunya kisah ini akan menggunggah perasaan kita ketika membaca bait per bait tulisan hamba Allah ini.

Padahal negara yang dikenal dengan hijau ranau dan kaya raya alamnya, jutaan kekayaan yang terkandung didalam perut buminya. Namun masih saja kita temukan kisah-kisah pilu dari para pengembara kehidupan.

Pada kesempatan ini, penulis bukanlah seorang pujangga yang pandai merangkai kata-kata dengan indah. Namun kisah ini ditulis dengan cerita yang penulis dengarkan langsung dari jeritan hati sosok sang ayah, yang tengah memperjuangkan nasib sang anaknya.

Dengan hati yang bersih dan ikhlas untuk menceritakan kisah seorang siswa yang bernama Akil ini, adalah menjadi modal utama penulis.

Bersekolah dengan peralatan yang seadanya seperti Akil ini, tentu tidaklah mudah. Tanpa semangat yang tinggi tentunya ini mustahil bisa dilewati.

Ia tidak memiliki seragam sekolah seperti siswa yang lainnya. Ia tidak memiliki alat tulis dan tas yang memadai. Semuanya serba apa adanya, yang penting bisa ikut belajar.

Terlebih dimasa sejak bangsa ini, dilanda pandemi Virus Covid19, tentunya segala aktivitas dilakukan serba daring, belajar pun Daring.

Untuk memakai seragam sekolah, Akil terpaksa harus meminjamnya ke keluarga terdekatnya. Begitu juga Hendphon jenis Android untuk ikut belajar Daring.

Untuk ikut belajar secara Daring, Akil terpaksa meminjam Hp Android sang Kakak. Itupun bisa dipakainya saat kakaknya libur Kulyah.

Sosok siswa yang bernama lengkap Muhammad Akil Setiawan ini, merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara.

Kisah yang dialami Akil ini, penulis dapatkan berawal saat bertemu seorang bapak, yang terlihat sedang kebingungan di Dinas Pendidikan Kota Sungaipenuh.

Seorang bapak ini, bernama Budi Setia. Saat itu, Budi Setia dengan wajah buram dan terlihat kebingungan tengah berada di Dinas Pendidikan Kota Sungaipenuh.

Penulis pun menyapa, setelah berbincang-bincang ternyata kehadiran Budi Setia disana untuk mengurusi biaya sekolah geratis untuk sibuah hatinya, Akil.

Muhammad Akil bertempat tinggal di Desa Koto Bento, Kecamatan Pesisir Bukit, Kota Sungaipenuh.

Orang tua Akil, Budi Setia saat ini hanya bekerja sebagai kuli kebersihan. Hasil dari kerja keras yang ia dapatkan itu hanya untuk mencukupi kebutuhan mkan sehari-hari. (Dede)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *