KERINCI,GEGERONLINE.CO.ID- Pemerintah Kabupaten Kerinci Kecamatan Gunung Kerinci, meminta bermain sportif dan jangan buat masalah, hal ini dijelaskan Camat Gunung Kerinci, Sutan Noerman SPI, MSi dalam pertemuan dengan para calon Kades dan perangkat Desa di aula kantor Kecamatan, (30/03/2021).
Pertemuan itu atas dasar keputusan Bupati Kerinci nomor: 141/keP.405/2020 tentang Penetapan Desa dan tahapan Pilkades Kabupaten Kerinci tahun 2021 dengan acara rapat Pembekalan calon Kepala Desa dan mendengarkan arahan Forkopincam Gunung Kerinci dalam menyikapi Pilkades serentak tahun 2021 di Kecamatan Gunung Kerinci. Dengan tetap mengacu Pada Protokol kesehatan.
Berikut laporan Juge Karang Setio, dalam acara tersebut ada 10 fakta intergiritas yang harus disepakati oleh Para calon Kepala Desa yang ikut dalam Pemilihan tanggal 06/04/2021 minggu ini yang dibacakan dan ditanda tangani bersama, Intinya menuju Pilkades damai, aman dan nyaman.
Ditekankan Sutan Noerman bermainlah Sportif kami tidak menginginkan masalah-masalah karena kami hanya bisa memberikan saran dan Petunjuk agar tidak terjadi Pelanggaran terhadap Perda (peraturan daerah) dan Perbup (peraturan Bupati) apalagi kami Pemerintahan Kecamatan Gunung Kerinci tidak ada anggaran dana untuk Pilkades, jadi kami harap kepada Panitia Pilkades untuk bersikap netral dan jangan ada keberpihakan pada salah satu calon Kades.
Dari data dan keterangan dihimpun Tim Media Gegeronline dan Bidik07ElangOposisi (Beo.co.id), ada tiga pesan Camat Gunung
Kerinci, pertama pihak panitia jangan ada keberpihakan pada salah satu calon Kades (harus berlaku neteral), bermainlah Sportif.
Pilkades serentak Kabupaten Kerinci di 152 Desa, berlangsung 6 April 2021 hanya tinggal lima hari lagi, membuat para calon Kades, terus meningkatkan kepercayaan masyarakat. Untuk dapat terpilih nantinya tanpa suap menyuap (politik uang).
Dan puluhan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), bersama anggota, dan Wartawan dari media cetak, online. Dan para tokoh agama, adat yang anti politik uang secara diam-diam telah mengatur langkah, melakukan monitoring, bagi Calon Kades/ dan Timnya yang bermain uang untuk memenangkan Cakades.
Dan tim monitoring Pemerintahan Desa, Kecamatan dan Kabupaten telah bergerak mengantisipasi tindakan permain kotor itu. Jika terjadi permainan kotor apa lagi menghalalkan segala cara, tidak tertutup kemungkinan akan berhadapan langsung dengan aparat penegak Hukum. Jika ada yang tertangkap tangan melakukan politik uang, akan di usut tuntas secara Hukum.
Karena dari perbuatan inilah akan terjadi Pemerintahan Desa dengan Kades terpilihnya, akan membangun pemerintahan yang kotor dan ingin mengembalikan uang yang telah dihabis dalam Pilkades.
Politik uang tidak akan melahirkan pemerintahan yang bersih, karena kursi Kades dibeli mahal.
Dan tak mungkin Kades terpilih dengan mengeluarkan banyak uang tanpa ingin mengembalikan uangnya. Disinilah dibutuh pemilih yang cerdas, menggunakan hak pilihnya secara benar dan bersih, lihat dan pelajari Visi dan Misi para Calon Kades, jangan hanya mengharap kepentingan sesaat saja.
Karena masa jabatan Kepala Desa, bukan hanya sekejap. Kepala Desa terpilih, dengan masa jabatannya 6 (Enam) tahun. Bayangkan pertahun akan mengalir Dana Desa (DD) Rp. 1 miliar dan Alokasi Dana Desa (ADD) Rp. 350 juta, berarti dalam satu tahun akan beredar dana di Desa lebih kurang Rp. 1, 3 miliar (milik rakyat) dana ini yang akan dimainkan Kades terpilih dan Pemerintahannya.
Solusinya, ingatlah pesan Sutan Noerman,
“Bermainlah sportif, panitia bertindaklah netral, jagalah Pilades damai.” Dari pengamatan Gegeronline.co.id dan Beo.co.id, dilapangan masyarakat pemilih dan pengguna hak suara, pilih calon Kades sesuai hati nurani masing-masing tanpa ditekan atau di intervensi oleh pihak manapun. Jika ada oknum calon Kades memaksa memberi uang, atau mengancam,
“Ambil saja uangnya, jangan pilih orangnya” karena didalam kotak suara yang tahu hanya pemilih, bukan siapa-siapa?.
Laporan : Tim Geger/ Bdik07elangoposisi).