Banjir Landa Depati Tujuh, Bupati Kerinci Kemana?

Ket Poto: Banjir Meluapnya Sungai Batang Merao, Kerinci menghantam beberapa Desa, kali ini Desa Ladeh dan Lubuk Suli (foto/dok). Senin malam 19/10-2021. Sudah biasa Bupati Kerinci malas menemui warganya. “Sibuk dengan tugasnya sebagai Bupati, ini kan aneh?”

KERINCI,GEGERONLINE.CO.ID – Banjir yang melanda Kabupaten Kerinci, Wilayah Kecamatan Depati VII Desa Ladeh dan Lubuk Suli, membuat masyarakat dua Desa yang bertetangga itu direpotkan menyelamatkan barang-barang dan menjaga anak-anak yang masih kecil, karena ketinggian banjir satu meter lebih ditempat tertentu.

Banjir yang terjadi Senin malan dini hari (19 Oktober 2021), dalam keadaan darurat sampai Senin siang belum satupun pejabat resmi dari Pemda Kerinci, atau mewakil Bupati dan Wakil Bupati Kerinci mengunjungi korban banjir tersebut.

Bacaan Lainnya

Masyarakat korban banjir di dua Desa tersebut merasa “sangat kecewa” tanpa perhatian Bupati Kerinci DR. H.Adirozal, MSi, jikapun ada para oknum pejabat yang datang secara pribadi, itu sekedar melihat-lihat atau CNN (Cuman Nengok-Nengok). Sebagaimana dijelaskan dalam berita Gegeronline.co.id, (19/10-2021).

Persoalan banjir yang melanda dua Desa tersebut bukan hal baru, akibat intensitas hujan yang tinggi, bahkan sudah bertahun-tahun lamanya hampir terjadi setiap hujan deras turun. Lebih janggal, belum ada upaya untuk melakukan Normalisasi Sungai Batang Meraoo, yang melintasi wilayah itu.

Jika normalisasi dilakukan, dengan rencana yang matang sejumlah desa yang berdekatan dengan Sungao Merao, tidak akan terancam kebanjiran kata warga setempat kepada Wartawan dan awak media ini.

Dari keterangan dan data dikumpulkan dari tahun 2015 silam, Bupati Kerinci H Adirozal, sudah sering tidak mengunjungi warga yang kena musibah banjir. Tidak saja di Desa Ladeh dan Lubuk Suli. Bahkan banjir Bandang yang menghantam Desa Siulak Deras Mudik, dan Kelurahan Siulak Deras Kecamatan Gunung Kerinci tahun 2015 silam, juga tidak hadir melihat warganya yang kena musibah.

Banjir Bandang Siulak Deras Mudik dan Desa Ujung Ladang, telah memprorakporandakan harta benda masyarakat, Sawah, Ladang (Kebun) berisi tanaman keras Kayu Manis, Kopi dan tanaman Palawija lainnya habis dikikis banjir.

Yang hadir saat itu, Wakil Bupati Kerinci Zainal Abidin. Dan setelah beberapa minggu kemudian baru Ia datang kelokasi masyarakat Kebanjiran Saat peristiwa terjadi, selain menghancurkan harta benda masyarakat, juga menelan korban jiwa meninggal dan hilang (saat itu).

Dan banjir disepanjang Sungai Batang Meraoo termasuk melintasi kampung halaman, Adirozal Koto Beringin, Siulak Panjang, Pasar Senin dan puluhan Desa lainnya. Bisa teratasi setidak memperkecil ancaman pada masyarakat di Sepanjang Sungai Batang Merao yang berhulu di Gunung Bungkuk, Sungai Beremas Kerinci hulu.

Ditambah sejumlah anak Sungai besar, mengalir ke Batang Merao, Sungai Tuak dan aliran sungai-sungai lainnya. Jika Batang Meraoo, diupayakan melalui Balai SDA (Sumber Daya Air) Jambi, berskala nasional bisa menyedot dana APBN dari Direktorat Pengairan, Kementerian PU RI.

Tapi daerah harus mampu membangun komunikasi yang baik dengan Pemerintah Provinsi dan Pusat melalui dinas terkait. Karena butuh dana puluhan miliar bahkan ratusan miliar untuk melakukan normalisasi pada titik tertentu di Sungai Batang Merao.

Tentu butuh perencanaan yang matang, Bupati harus berani keluar dana besar untuk membiayai survey, dan perencanaan yang terukur dan Valid dan benar.

Tapi, jika menunggu kasihan, Kerinci tak mungkin mendapatkan dana yang besar berskala Nasional sama dengan daerah lainnya. Sebagai pengambil keputusan Bupati Adirozal, harus bekerja ekstra keras tidak hanya menunggu.

Karena Bupati Adirozal, telah menjanjikan 10 program unggulannya membangun Kerinci termasuk pengamana kawasan tertentu dari ancaman bencana alam. Termasuk banjir tahunan yang kapasitas besar dari Sungai Batang Meraoo, Kerinci hulu. (GU Depati Intan/ Zoni Irawan).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *