Kepercayaan Masyarakat Kerinci Kepada Bupati Adirozal Menurun?

Jadi pemimpin itu memang tidak mudah, apa lagi Bupati/ Kepala Daerah, Walikota, Gubernur dan Presiden, karena kapasitas wilayah dan jumlah penduduk yang harus diurusnya dalam jumlah wilayah yang luas, besar, dan perebutan jabatan harus mengeluarkan biaya yang besar, alias tidak terbatas dengan kata lain dengan ekonomi biaya tinggi.

Catatan Yang Terbaikan, Gafar Uyub Depati Intan (Pempred GEGERONLINE & BEO.co.id)

Kenapa ada demo dan banyak protes dan kritik pedas kepada Bupati/ Kepala Daerah (Pemimpin daerah), karena janji yang terucapkan dibawah sumpah “telah di ingkari” (wan prestasi) ingkar janji dalam bahasa orang hukum.

Bacaan Lainnya
Jalan yang nyaris putus total di Kecamatan Kayu Aro, Foto Muhammad Marhaen.

Menurunnya kepercayaan masyarakat Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi terhadap Bupati Adirozal, patut diduga karena tidak melaksanakan visi dan misinya bersama Wakil Bupati Kerinci Ami Taher, membangun Kerinci Lebih Baik Berkeadilan (KLB – Berkeadilan).

Visi dan misinya KLB Berkeadilan, dengan 10 program unggulan yang dibacakan didepan publik pada saat proses pelantikkan di Jambi dua setengah tahun silam. Kini masa jabatan Bupati Kerinci, Adirozal-Ami Taher telah memasuki tahun ketiga dalam periode kedua.

Secara resmi Bupati dan Wakil Bupati Kerinci belum mengumumkan secara resmi 10 program unggulan, apa yang sudah dikerjakan, sedang dalam proses, dan akan dikerjakan. Dan hasilnya secara nyata, apa yang telah dicapai?.

Seharusnya Adirozal-Ami Taher berani mengumumkan apa adanya sehingga masyarakat tahu, sektor mana saja dalam membangun Kerinci Lebih Baik Berkeadilan (KLB-Berkeadilan), yang sudah dicapai dan memberikan azas manfaat bagi masyarakat, sebagai tujuan akhir pembangunan.

Di Bidang mana pembangunan yang sudah berhasil dan memberikan azas manfaat? Bagi masyarakat awam tentu mereka tidak faham, mereka hanya merasakan apa yang terjadi dalam dalam keluarga mereka sehari-hari, yang jelas soal ekonomi cukup apa tidak, makan bergizi atau tidak?

Soal pendidikan anak-anak mereka apa sampai batas lulusan SLTA sederajat atau tidak? Dan Kesehatan, berobat gratis, atau berobat dengan biaya murah dan terjangkau bisa atau tidak dan harus mendapat pelayanan yang baik. Mereka hanya mengukur dengan apa yang mereka rasakan sehari-hari.

Jika apa yang dijanjikan Adirozal-Ami taher dalam 10 program unggulannya sudah tercapai 50% dengan masa tugas dua setengah tahun, berarti masyarakat Kerinci telah merasakan azas manfaat dari apa yang dicapai dalam program pembangunan Kerinci Lebih Baik Berkeadilan (KLB Berkeadlian).

Jika kurun waktu dua setengah tahun pengabdian Bupati Adirozal-Ami Taher membangun Kerinci dilaksanakan maksimal dan hasilnya yang dicapai 50 % dan dirasakan masyarakat manfaatnya, demo dan protes tak perlu dilakukan baik tertulis maupun lisan.

Sama kita ketahui, pada HUT Ke-63 Kerinci, Bupati Adirozal Didemo Mahasiswa, dipublis sejumlah media masa cetak, online dan televisi beserta media siaran (radio). Geger Online November 2021.

Dikutip kembali, Puluhan mahasiswa yang tergabung di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Kerinci melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Kerinci. Aksi unjuk rasa ini bertepatan dengan hari jadi Kabupaten Kerinci ke-63.

Para demonstrasi membawa sejumlah atribut, salah satunya bendera HMI berwarna hijau. Tampak pula karton dengan bertinta hitam dengan tulisan “Biarkan Rakyat Hanyut”.

Ketua umum HMI Cabang Kerinci, Fengki Efniza mengatakan, mulai dari Pemerintahan Adirozal saat berpasangan dengan Zainal Abidin mensosialisasikan Slogan “Untuk Kerinci Lebih Baik,” dengan 6 program unggulan yakni Rumah Pendidikan, Rumah Sehat, Rumah kantor, Empat Rumah Ibadah, Rumah Adat dan Water boom.
“Yang jelas telah sama-sama kita ketahui 6 janji di atas GAGAL TELAK!!,” tegas Fengki saat memegang toa.

Dilanjutkan orasinya, sekarang telah masuk di periode ke dua Adirozal-Ami Taher, Bupati Kerinci Adirozal mensosialisasikan juga s

logan baru ” Untuk Kerinci Lebih Baik dan Berkeadilan” dengan 10 program yang katanya unggulan, dan dalam upaya mengumbar JANJI BARU, yakni 1.000 Beasiswa Kerinci Cerdas, mencetak lapangan kerja, akses jalan ke ladang, pemekaran Kerinci Hilir, kesehatan berkualitas, mengembangkan 1 Kecamatan 1 Desa Wisata, Pemberdayaan Desa, pesantren penghafal Al-Qur’an, Pertanian semakin maju dan nikah gratis.

“Semua hanya selogan yang hilang dan dilupakan oleh Adi – Ami, jika Kerinci Berkeadilan, pembangunan seharusnya diratakan dari hilir ke mudik jangan timpang sebelah,”katanya saat orasi.
Bukan hanya, tentang Slogan dan janji politik Adi – Ami, Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh HMI cabang Kerinci juga menyuarakan aspirasi masyarakat tentang Persoalan banjir yang terjadi di Kabupaten Kerinci.

“kami minta Bupati Kerinci dan Gubernur serius dalam menangani persoalan banjir yang ada di Kerinci,”tegasnya.
“Jangan hanya jadi penonton di saat masyarakat Kerinci teriak ketika kebanjiran,” kata Fengki saat orasi.

Unjuk rasa HMI cabang Kerinci kali ini juga menyoroti Persoalan gas di Kabupaten Kerinci yang tidak sesuai dengan Harga Tertinggi sesuai dengan aturan.
“Standar harga tertinggi 19 ribu secara aturan dan yang ada pada hari ini 30 hingga 35 ribu itu sudah sangat tidak sesuai dengan standar harga yang telah ditetapkan oleh Pertamina, persoalan gas ini kami mahasiswa dan selaku masyarakat Kabupaten Kerinci meminta Gubernur untuk ikut andil besar dalam menyelesaikan keluhan masyarakat Kabupaten Kerinci, dan meminta Gubernur Jambi untuk serius dalam persoalan gas ini, sebab kemungkinan ada terjadinya monopoli gas,” dalam orasinya.

Sementara itu, Fengki Ketua Umum HMI cabang Kerinci saat dihubungi, terkait tidak maunya Bupati Kerinci Adirozal dan Gubernur Jambi Al Haris menemui mereka saat menyampaikan aspirasi masyarakat, mengatakan, Pasti akan ada aksi lanjutannya.
“Ketika tuntutan tidak dipenuhi dan tidak bisa terlaksanakan aksi besar-besaran akan berlanjut,” pungkasnya. dikutip kembali.
Dari orasi para pendemo, masalah yang tengah dihadapi masyarakat Kerinci cukup jelas dan terang, Bupati Adirozal dan Wakil Bupati Ami Taher, masih ada waktu lebih kurang dua tahun untuk mewujududkan pembangunan Kerinci yang berkeadilan dan bermanfaat untuk masyarakat.

Jika sampai tahun 2024, awal Februari s/d Juli 2024 bila sepuuh program unggulan tidak dapat direalisasikan sesuai janji dan visi dan misi Kerinci Lebih Baik Berkeadilan, berarti Adirozal-Ami Taher gagal total.

Sekarang kita tak berburuk sangka dulu, apa lagi menjastis dengan menyatakan gagal total. Dengan waktu lebih kurang dua tahun, harus direalisasikan dengan sungguh-sungguh untuk menyelesaikan 10 program unggulan dan mampu memberikan azas manfaat, bagi masyarakat (rakyat) Kerinci.

Bukan mengejar penghargaan dan WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dalam penggunaan APBD Kerinci, dimana sama kita ketahui Bupati Adirozal sudah tujuh kali berturut-turut mendapat penghargaan tertinggi dan terbaik Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Jambi, namun fakta prestasi itu justru bertolak belakang dengan keberhasil fisik dilapangan.
Pembangunan Kerinci Lebih Baik Berkeadilan (KLB Berkeadilan), masih puluhan lokasi link jalan ditemukan bak Kubangan Kerbau, dan Daerah Irigasi (D.I.) membelukar tidak terpelihara sebagaimana mestinya.

Dan pendeknya umur bangunan, tidak sesuai dengan rencana umur bangunan yang tertulis dalam kontrak kerja, ini patutu diduga lemahnya pengawasan secara teknis. Ini patut disinyalir, ada permainan “Fee” setiap tahun anggaran?.

Baru-baru ini, belum pudar dalam ingatan masyarakat Kerinci, adanya dugaan Fee 10 % yang dijelaskan Ketua DPRD Kerinci Edminudin, dikutip sejumlah media masa cetak, online, televisi dan radio.
Dan sudah bukan rahasia umum lagi bagi masyarakat Kerinci, masih mengutip penjelasan Edminudin. Bupati Adirozal harus sadar bertubi-tubinya kritik bahkan disampaikan dalam demo mahasiswa ke DPRD Kerinci.

Tak pula mungkin semuanya “unsur sakit hati” mereka juga punya fakta atau dasar menyampaikan kritik tersebut.
Jika kepercayaan masyarakat menurun, berarti masih ada kesempatan dengan sisa waktu dua tahun untuk memperbaikinya.

Tim Penulis “Catatan Yang terabaikan” sudah berupaya menghubungi Bupati Kerinci Adirozal, namun belum berhasil. Sudah seharusnya Bupati Adrozal, meluangkan waktu dan memberikan penjelasan, sehingga tidak sepihak.

Keterbukaan ini harus ada, dalam sistem Negara yang menganut faham demokrasi, sehingga penilaian seimbang dan ada penjelasan dari Pemkab Kerinci, apapun hasilnya. ( +_ )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *