Bupati Kerinci Kedepan Tak Harus Dari Tigo Luhah Tanah Sikudung

Keterangan Photo : Diskusi kecil-kecilan didesa Sungai Batu Gantih (Full Photo), Gafar Uyup Depati Intan (kiri), Raudin Karim Depati Intan Tengah Padang, Cik Udin (kiri berjaket hitam kerkaos putih), dan nursal. Dok/Gudi-Kerinci

KERINCI,GEGERONLINE.CO.ID-Memasuki tahun politik menuju Pilpres, Pilkada dan Pileg (Pemilihan Presiden, Pemilihan Kepala Daerah & Pemilihan Legislatif atau wakil rakyat, 2024) suhu politik bergerak maju. Khusus untuk pemilihan Bupati Kerinci periode 2024-2029 masa bhakti lima tahun kedepan tidak harus dari “Tigo Luhah Tanah Sikudung/ Siulak.”

Persoalannya, prestasi berhasil atau tidaknya tiga Bupati Kerinci berasal dari Tigo Luhah Tanah Sikudung, sudah dirasakan masyarakat Kerinci, sejahtera atau tidak? Tanyakan pada masyarakat Kerinci, dan sejak 2014 silam Bupati Kerinci dijabat DR.H.Adirozal MSi, kini periode kedua tahun ketiga, dengan mengusung visi dan misi, KERINCI LEBIH BAIK BERKEADILAN.

Bacaan Lainnya

Kenyataannya, setelah delapan tahun Adirozal, menjabat jabatan penting dan strategis sebagai Bupati untuk membangun Kerinci, kenyataannya tidak menunjukkan prestasi kerja dan sejahtera untuk rakyat.

Selama delapan tahun, tak lebih retorika hanya “menjual janji politik” KLB Berkeadilan, mana pembangunan Kerinci yang lebih baik dan mana yang berkeadilan, hal ini diungkapkan Nursal, S. Sos Intelijen LSM-BPPK-RI (Lembaga Swadaya Masyarakat-Badan Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi) Republik Indonesia, Jakarta dalam diskusi “kecil-kecilan” di Desa Sungai Batu Gantih, Kecamatan Gunung Kerinci pekan lalu.

Menurut Nursal, akrab dipanggil “Gusnur” itu mengatakan, “Bupati Kerinci, hanya mengelola APBD yang ada, dan tak banyak bisa mengalirkan dana dari pemerintah pusat, Dana Alokasi Khusus (DAK) kedaerah, ini pertanda tidak punya ling yang kuat untuk mendapatrkan APBN), ujarnya.

Selama delapan tahun dari periode pertama, 2014-2019 dan 2019-2024 kini sudah berjalan tiga tahun, 10 program unggulan belum menunjukkan hasil yang signifikan bagi kepentingan masyarakat Kerinci yang harus sejahtera dan berkeadilan. Ironisnya, kini dimana-mana jalan Kabupaten Kerinci yang menjadi tanggungjawab Pemkab Kerinci, “berlobang dan berkubang-kubang” ujarnya.

Dan belum lagi disektor pembangunan lainnya, seperti RSUD H.A. Thalib, 2018 dan 2019, dan PUSKESMAS diwarnai berbagai temuan harus dikembalikan kepada Negara dan diperbaiki manajemennya. Dan sejumlah bangunan lainnya, seperti pemeliharaan rutin Jalan Kabupaten, Daerah irigasi (D.I.), Aset Daerah yang belum berhasil di sertifikatkan hingga hari ini, papar Gusnur.

Dan kehancuran Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS), melibatkan oknum para Aparatur Sipil Negara (ASN) dari lingkungan Pemkab Kerinci, tak tersentuh teguran apa lagi Hukum, jelas Gusnur.

Berdasarkan temuan yang ada secara kasat mata, dan rekomendasi dari Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Republik Indonesia (RI), belum dilunasi OPD (Organisasi Perangkat Daerah), dari tahun 2018, 2019, 2020 dan akan menyusul 2021), anehnya Kabupaten Kerinci, 8 kali berturut-turut memperoleh penghargaan dari BPK RI Perwakilan Provinsi Jambi, ini layak dipertanyakan ada apa dibalik semua ini, tegasnya.

Berdasarkan sejumlah masalah yang belum berhasil dituntaskan DR. H. Adirozal, MSi, maka saya berpendapat Bupati Kerinci kedepan “tidak harus dari Tigo Luhah Tanah Sikudung.” Secara demokratis bisa dari Kerinci Hilir, Lempur, Pulau Tengah, Keliling Danau, Setinjau laut dan lainnya” yang penting punya kemampuan membangun Kerinci, tidak muluk-muluk.

Dan Kerinci Tengah, sangat berpotensi menjadi Bupati Kerinci, dari Air Hangat Barat dan Timur serta Depati Tujuh. Yang penting, mampu membangun Kerinci lebih baik dari sebelumnya. Dan masyarakat Kerinci Hilir dan Tengah, punya kesempatan untuk merebut kursi orang nomor satu untuk menjadi Bupati Kerinci kedepan.

Tiga Bupati Kerinci berasal dari Tigo Luhah Tanah Sikudung, Drs Muhammad Awal, H. Murasman, SPd. MM dan DR H Adirozal, MSi sekarang. Hasilnya, sejahtera atau tidak masyarakat Kerinci, tanyakan kepada mereka.

Dan Adirozal, pada periode kedua menjabat Bupati Kerinci, masih kental melakukan praktik jabatan para Kadis dan Kepala Bidang (Kabid), mayoritas orang “Tigo Luhah Tanah Sikudung” buka dokumen, bisa dilihat apa adanya, paparnya.

Masyarakat awam tidak mengerti dan tidak terlalu mempersoalkan, Nepotisme yang dibangun Bupati Adirozal, yang penting bagi masyarakat ada prestasi yang bisa mensejahterakan masyarakat dan dibanggakan, paparnya.

Masyarakat awam tidak mengerti WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dalam penggunaan anggaran daerah (APBD) Kerinci, mereka tahu jalan, Daerah irigasi (D.I.), Gedung, Pertanian bagus dan bisa dimanfaatkan. Mereka tidak mengerti dengan WTP, kalau kondisi riil dilapangan bertolak belakang dengan laporan diatas kertas, yang menyatakan baik. Kenyataannya tidak sesuai dengan kondisi riil dilapangan.

Pertanyaan lebih lanjut Gusnur menegaskan, tipis kemungkinan dengan sisa waktu tugas dua tahun lagi, Pemdakab Kerinci masih berkantor dan menggunakan sarana Pemkot Sungai Penuh. Apa itu yang dikatakan, keberhasilan Adirozal memimpin Kerinci?.

Dari periode pertama, dan kedua sekarang sudah terlalu lama masyarakat di nina bobokkan, termasuk para tokoh masyarakat dan pejabat daerah ditambah lagi carut-marutnya DPRD, menjadi pemborong bayangan. Dan tidak melaksanakan tugas pokoknya dengan baik, mulai dari Legeslasi, Penganggaran dan Pengawasan. Tak heran sejumlah anggota dewan Kerinci, yang kebagian jatah-jatahan proyek, tak bisa berbuat banyak dalam melaksanakan tugasnya, papar Gusnur.

Hal senada juga dijelaskan Raudin Karim Depati Intan Tengah Padang, mengatakan “kita tidak berharap lagi, jika Bupati Kerinci kedepan dari Tigo Luhah Tanah Sikudung” kita butuh putra Kerinci yang berpresti, jujur mampu membangun Kepentingan masyarakat secara nyata, riil dan bukan retorika belaka, atau janji-janji politik, tandasnya.

Silakan dari Kerinci Hilir, Tengah dan Hulu jikapun tidak ada bak meminjam istilah “jika tak ada tali, akar pun jadi” saya yakin dan percaya, bila masyarakat Hilir, Tengah dan Hulu, kompak memilih yang terbaik untuk membangun Kerinci, tidak ada hal yang tidak mungkin.

Disini perlu dibangun kesadaran yang tinggi oleh masyarakat Kerinci. Dan perlu mempelajari secara cermat, rekam jejak bakal calon Bupati Kerinci, menuju 2024. Saya tidak percaya lagi dengan tokoh-tokoh dari Tigo Luhah Tanah Sikudung, (Siulak).

Buktinya dua periode Bupati Adirozal, tidak menunjukkan prestasi kerja untuk masyarakat kalangan bawah. Saya sangat Kecewa dan tidak mau ikut berpolitik lagi. Saya, bersama masyarakat Sungai Batu Gantih, sudah menghantarkan Adirozal, dua periode.

Bayangkan, dua tahun terakahir untuk mendapatkan kelompok Tani dan bantuan Bibit saja, masyarakat sangat kesulitan, sedangkan Kadis Pertanian adik kandung Adirozal, ujarnya. Jika dibandingkan dengan masa Murasman, jauh lebih baik.

Bahkan untuk kepentingan Masjid dibantu tidak saja oleh Bupati bahkan dari sejumlah dinas kita dibantu. Inikan keperluan umat, bukan perorangan, ujarnya. Raudin Karim, akrap dipanggil “Cik Udin” itu, menegaskan Bupati Kerinci kedepan tak perlu dari Tigo Luhah Tanah Sikudung” kita coba Kerinci Hilir dan Tengah, jangan mementingkan kelompoknya saja, alias Nepotisme.

Hasan Basri, SH. MH, yang juga seorang advokat, mengatakan yang penting bagi kita siapapun Bupati dan Wakil Bupati Kerinci kedepan, pertama mampu membangun Kerinci, kedua mampu mendatangkan dana APBN artinya punya hubungan baik ke Pusat (koneksitas). Tiga, membangun Kerinci berkeadilan, hilir, tengah dan hulu terayomi dengan baik ujarnya.

Dan lambannya Bupati Adirozal menyiapkan sarana dan prasarana fisik, bagi kepentingan masyarakat Kerinci, kita malu masih berkantor di Kota Sungai Penuh, menggunakan sarana milik Kota Sungai Penuh, tegasnya.

Sandra Boy Chaniago, dari LSM PKLH (Peduli Kehutanan dan Lingkungan Hidup), mengatakan, “kerusakan lingkungan di Kerinci sudah parah baik dari penebangan hutan TNKS (Taman Nasional Kerinci Sebelat) maupun kerusakan akibat Galian C, baik yang resmi maupun yang liar, ujarnya.

Yang resmi saja, bukan galian belum diperbaiki dan dihijaukan kembali, apa lagi yang liar selain melanggar ketentuan UU tentang Pertambangan dan UU Lingkungan Hidup, ini terjadi sangat dominan era Adirozal menjabat Bupati Kerinci dua periode, ujarnya.

Tidak tertutup  Kerinci akan terkena banjir bandang, longsor berat, gunung meletus, seperti terjadi diluar Kerinci. Belum pudar dari ingatan kita musibah Semeru, yang menelan banyak korban, akibat penebangan Hutan dan Galian C. Bukan saja harta benda bahkan Nyawapun hilang puluhan orang, ujarnya.

Bupati/ Kepala Daerah Kabupaten Kerinci DR. H. Adirozal, MSi, yang sulit menerima kritikan dan saran dari masyarakat, menurut sebuah sumber kompeten mengatakan “Kalau soal masalah Kerinci, semua sudah ada diotak saya, kata Adirozal yang ditirukan sumber dan jelaskan kepada Beo.co.id.”

Ternyata DR Adirozal, MSi, menurut sumber masih memakai “egosintris” tidak butuh pendapat dari orang lain (masyarakat banyak). Bupati Kerinci DR H Adirozal, MSi dihubungi secara terpisah belum berhasil. Tak heran belum diperoleh keterangan resmi seputar KLB Berkeadilan, dan pembabatan TNKS dan Pengrusakan Kebun Teh 500 ha, peninggalan Belanda. (***/mmh).

Laporan : Muhammad Marhaen

Editor/ Penulis & Penanggungjawab : Gafar Uyub Depati Intan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *