Masyarakat Harus Cerdas Memilih Bupati Kerinci, Sandra: Jangan Sampai Seperti Saat Ini

Foto Gunung Kerinci dan Danau Kerinci (Full Foto), Haudin Karim, Depati Intan Tengah Padang, (Cik Udin), Hasan Basri dan Nursal serta Sandra. Dok/Net

KERINCI,GEGERONLINE.CO.ID– Kendati masih dua tahun menjelang tahun 2024 Pilpres, Pilkada, Pileg, suhu politik di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi mulai memanas. Bakal calon Bupati Kerinci telah dimunculkan oleh kelompoknya, dengan cara menggadang-gadangkan nama Balon Bupati, antara lain; Fadli Sudria (Siulak Gedang), Edminudin, (Sungai Bendung Air), Julizarman, (Siulak Deras), Yuldi Herman (Tanjung Genting), Monadi, (Siulak Mukai), Ami Taher (Semurup), Boy Edwar (Semurup), Zainal Abidin, (Koto Iman), Subur Budiman (Tanjung Pauh), Apdito Umar, (Lempur), dan Iwan Felani (Pendung Talang Genting), Tafyani Kasim (Jujun), dan sejumlah nama lainnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, “Bupati Kerinci Kedepan Tidak Harus Dari Tigo Luhah Tanah Sikudung” ini harus menjadi renungan masyarakat Kabupaten Kerinci, bahwa demokrasi memberikan hak kebebasan yang luar biasa kepada masyarakat, untuk menentukan pilihan kedepannya.

Bacaan Lainnya

Kita jangan tersesat lagi dialam yang terang, seperti Bupati Kerinci sebelumnya, kata Nursal S. Sos akrab dipanggil “Gusnur” dan siapapun Bupati Kerinci terpilih, harus bekerja keras jangan biar luka terlalu lama menganga. Banyak infrastruktur yang harus disegerakan untuk dibenahi, demi kepentingan masyarakat Kerinci.

Ini pekerjaan rumah (PR), yang harus diselesaikan. Tegas sarjana Fisipol Alumni Universitas Sunan Giri Surabaya, kepada BEO.co.id.

Maka, Bakal Calon Bupati Kerinci kedepan, jangan live service, (manis dimulut saja), hanya teknik untuk meyakinkan public (masyarakat), semata meraih kekuasaan. Setelah kekuasaan didapat, tidak berpihak lagi pada kepentingan rakyat, hanya kepentingan kelompok dan timnya saja.

Dan mengabaikan kepentingan umum, dan jangan sampai masyarakat menjadi penonton di Negeri sendiri (di alam pembangunan). Dan setelah kita coba, kita tahu rasanya.

Bayangkan DR.H. Adirozal, M.Si, menjabat Bupati Kerinci dua periode, buktinya sarana dan prasarana umum atau kepentingan pelayanan publik tidak mampu dituntaskan secara fisik selama delapan tahun, kini berada dalam periode kedua masih berkantor di Kota Sungai Penuh, (menggunakan aset milik Pemkot Sungai Penuh), tidak ada yang bisa dibanggakan, ujar Gusnur.

Maka kedepannya Bupati Kerinci kedepan, tidak harus dari “Tigo Luhah Tanah Sikudung” apa salahnya dari Kerinci Tengah dan Hilir, ujarnya. Kita tak boleh membanggakan para tokoh dari Kerinci Hulu (mudik), Tigo luhah Tanah Sikudung.

Sandra Boy Chaniago, dari Ketua Tim Investigasi LSM-DPP-PKLH, mengatakan kita harus menghargai tokoh-tokoh dari Kerinci Tengah dan Hilir, untuk kedepannya sebagai bakal calon Bupati Kerinci, tidak harus membanggakan terus para tokoh dari “Tigo Luhah Tanah Sikudung” sebagai Negara demokrasi, semuanya harus berjalan demokratis, ujarnya.

Kita Tigo Luhah Tanah Sikudung, boleh saja memimpin Kerinci berulangkali, namun harus kita sadarai perlu ada tokoh yang mampu menunjukkan kinerja baik dan berprestasi setelah terpilih, jangan seperti saat ini, paparnya.

Praktik KKN, “kental” boleh dibuka lembaran catatan di Pemkab Kerinci sejak periode pertama 2014-2019 dan 2019- 2024 (sekarang), dan kalau berprestasi, kita juga bangga. Kenyataannya tidak, secara riil hasil pekerjaan fisik dilapangan hasil chek and richek Tim Investigasi PKLH, masalah lingkungan dan hutan sudah banyak yang rusak parah, apa lagi kita khususnya Kerinci berada diwilayah Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS), penebangan hutan sudah terjadi dimana-mana, baca berita BEO.co.id sebelumnya.

Kita hampir semua tahu, para bakal calon Bupati Kerinci yang digadang-gadangkan, orang-orangnya itu-itulah, kita tahu siapa Yuldi Herman alias Ujang Hitam, Monadi, Fadli Sudria, Edminudin, dan Julizarman, “belum tentu lebih baik) dari Bupati kita saat ini “Adirozal” demikian Balon lain ujarnya.

Seperti kerusakan bekas Galian C, baik yang liar dan yang punya izin pun bekas galiannya belum diperbaiki (dihijaukan kembali), apa lagi galian liar, masih ada secara diam-diam melakukan “pencurian” disejumlah lokasi, material disepanjang jalan dipinggir anak-anak sungai dan sungai Batang Merao, ujarnya.

Kalau mau jujur kondisinya sudah parah. Dari pengamatan BEO.co.id, dan Gegeronline.co.id Group, “sangat dikhawatirkan, jika pengawasan tidak diperketat kejahatan pencurian Bebatuan (Galian C), akan berlanjut?.

Hasan Basri, SH. MH ketika diminta pendapatnya seputar sosok Bupati Kerinci kedepan? Mengatakan, “siapapun Bupatinya, kita harapkan mampu membangun Kerinci secara se-imbang, Hilir, Tengah & Hulu (mudik), dengan tujuan terciptanya rasa keadilan bagi masyarakat menikmati pembangunan yang bisa memberikan azas manfaat bagi masyarakat Kerinci, ujarnya.

Bukan untuk kepentingan kelompok tertentu, apa lagi keluarga besar Bupati, AMPI, (Anak, Menantu, Ponakan dan Istri). Bahwa rasa keadilan harus dinomorsatukan, ditengah masyarakat kita paparnya.

Menjawab pertanyaan Wartawan media ini, Hasan Basri yang juga Advokat Calon Doktor Hukum ini menjelaskan lebih jauh, kenapa pentingnya keseimbangan? Keseimbang untuk melahirkan rasa keadilan dalam pembangunan di segala bidang.

Nah,…lanjutnya, kita menyadari tidak mudah membangun Kerinci yang lebih baik, namun jika buapti dan keluarganya “tidak serakah dan menyadari bahwa menjabat Bupati karena dihantarkan oleh rakyat (artinya dipilih) dengan kebebasan dari hati nurani, tanpa masyarkat (rakyat) pemilih Bupati tidak akan pernah ada, ujarnya. Dan masyarakat Kerinci, harus menyadari dan mempelajari rekam jejak para Balon nantinya. Dan jangan mudah terpancing dengan janji politik, apa lagi politik uang dengan menghalalkan segala cara, jelasnya.

Membangun Kerinci, tidak akan sudah dengan pemikiran dari seorang Bupati, tanpa mau menerima kritik, masukan, saran dan pendapat orang lain. Untuk mewujudkan tentu tidak mudah, maka sosok pemimpin yang jujur, berani dan bertanggungjawab itu yang kita harapkan, bukan batas menjual “janji-janji politik” untuk memenangkan pertarungan (perebutan kekuasaan), tandas putra Tigo Luhah Tanah Sikudung (Siulak) asal Sungai Batu Gantih, ini pada Jurnalist BEO.co.id.

Tegaknya Hukum, rasa keadilan, kejujuran harus lahir dari seorang pemimpin (dari atas), kalau pemimpinnya jujur, otomatis berani mengambil sikap dan kebijakan untuk kepentingan masyarakat guna memajukan pembangunan bagi masyarakat Kerinci, bukan nepotisme yang berlebihan, ujar alumni Universitar Bung Karno, ini pada BEO.co.id, (23/12/2021) lalu.

Hal senada juga ditegaskan Raudin Karim Depati Intan Pagar Bumi Jati, bukan Depati Intan Tengah Padang, sebagaimana dilangsier dalam berita sebelumnya. Raudin Karim Pagar Bumi Jati salah satu tokoh masyarakat Kerinci Hulu, menegaskan “saya sangat kecewa melihat jalannya pembangunan saat ini, Adirozal yang mendapat dukungan kuat dari masyarakat Desa Sungai Batu Gantih, dari periode pertama, kenyataannya bertolak belakang kinerjanya dengan visi dan misinya, membangun Kerinci Lebih Baik Berkeadilan, (KLB-Berkeadilan).

Maka Bupati Kerinci kedepan, “tidak harus dari tigo luhah tanah sikudung” coba keluarga, sahabat, para tokoh dari daerah lainnya tengah, dan hilir. “Kita tidak, menyanjung-nyanjung, orang kita saja yang digadang-gadangkan hebat?” Kenyataannya sudah kita rasakan sekarang, ujarnya.

Saya punya rekam jejak, atas janji-janji yang disampaikan Adirozal, mulai dari periode pertama, kedua (sekarang), katanya jalan ke ladang akan diaspal paling tidak dengan aspal penetrasi (Lapen) mana hasilnya…? Tegas Depati Intan Pagar Bumi Jati ini, pada Beo.co.id, (24/12/2021).

Sebagai tokoh adat saya sudah malu dengan “anak buah, anak keponakan” karena saya mengajak mereka untuk memilih Adirozal, saya sangat malu dilingkungan dan masyarakat Desa Sungai Batu Gantih. Kok…jadinya begini, ujarnya.

Bayangkan, jembatan ke ladang (kebun) masyarakat Sungai Batu Gantih ke daerah perladangan Sungai Gedang, dibangun masa Murasman, mana yang dibangun “Adirozal” tandasnya. Bahkan tak tanggung-tanggung janji politik Adirozal sebagai Bupati, 10 program unggulan, seperti apa hasilnya, kita sudah rasakan sekarang paparnya.

Dengan sisa waktu tugasnya lebih kurang dua tahun, berat rasanya untuk menuntaskan janji politiknya, menuntaskan 10 program unggulannya?.

Bupati Kerinci, DR. H. Adirozal, MSi, dihubungi secara terpisah di Kota Sungai Penuh, belum berhasil ditemui, padahal banyak hal seputar realisasi janji politiknya perlu mendapat keterangan resmi langsung dari yang bersangkutan. Dan akan dimuat apa adanya.

 

Laporan : Tim Jurnalist BEO.co.id & Gegeronline.co.id

Editor/ Penulis : Gafar Uyub Depati Intan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *