SUNGAIPENUH,GEGERONLINE.CO.ID– Pengadaan Pakaian Dinas Harian (PDH) untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) di Dinas Pendidikan Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi tahun anggaran 2021 yang dikerjakan CV Masagi dengan kontrak sebesar Rp 716 juta diduga tidak sesuai dengan ketentuan kontrak dan terindikasi korupsi.
Pasalnya, Bulan Februari 2021tender lelang pengadaan tersebut sudah digelar oleh ULP Kota Sungai Penuh. Setelah itu Panitia ULP mengumumkan pemenangnya yaitu, CV Masagi alamat Bogor, Jawa Barat dengan nilai kontrak sebebesar Rp 716 juta.
Menurut informasi yang diperoleh sesuai kontrak 120 hari terhitung dari Maret akhir penyelesaian pekerjaan bulan September 2021.Namun, realisasi pengadaan pada bulan Januari 2022.
Selain itu, Pengadaan baju tersebut juga menuai sorotan, hal ini dapat dilihat dari postingan akun Facebook azhar toni mengatakan, Luar biasa pakaian dinas guru-guru
Kota sungai penuh yang di distribusikan kepada guru kota sungai penuh
Semua guru kecewa atas pakaian dinas yang dipesan di Bandung .
Banyak dapat untung pak…?
Sebelumnya PPTK Erman Gusnadi telah dikonfirmasi awak media menjelaskan” untuk baju dinas secara tehnis PPK yang lebih tau. Tugas saya setelah barang sampai dikatakan layak.
Pengadaan barang ini menggunakan Jasa penjahit dari bandung. Ukuran nya disusaikan dengan ukuran Guru Guru yang sudah mengukur sebelumnya. Untuk lebih jelasnya bisa dikonfirmasi langsung ke PPK ” Ujar Herman Gusnadi.
Merasa tidak sesuai pengadaan baju dinas dengan ukuran juga bahan yang digunakan berkualitas cacat mutu, salah seorang ASN dinas pendidikan mengatakan” Baju yang sudah saya terima sangat tidak berkualitas, ukurannya tidak sepadan ukuran untuk saya telalu kebesaran.
Bahan bajunya pun tidak bagus, Lebih bagus baju yang lama. Sejak baju ini saya terima, tidak mau saya pakai, kebesaran semua. Lebih baik memakai baju yang lama, ujjar salah seorang ASN dinas pendidikan.
Hal senada disampaikan salah seorang guru saat dikonfirmasi wartawan melalui telpon celular ” dari sekolah kami belum seluruhnya menerima baju, baru dua yang kami terima.
Untuk ukurannya bagi saya sesuai dengan ukuran tubuh saya. Kalau bahan yang digunakan, mungkin lebih bagus bahan baju lama yang masih saya pakai. ” Ujar salah seorang guru.
Ucapan senada juga di sampaikan salah seorang guru saat di konfirmasi melalui whatsapp ” Ya, saya sudah coba baju yang sudah diterima, ternyata kebesaran sekali. kenapa ya?
Mungkin yang namanya kerja borongan pasti ada sedikit kendala yang menyebabkan kesalahan, saya tidak marah, lagian baju ini juga bonus dari pemerintahan, semua orang kerja pasti ada saja kesalahan walaupun sedikit, memang saya sudah tanya sama tukang jahit, katanya upah sama jahitan, biasa 200.000. Terpaksa saya tunda dulu untuk permaknya, tandas salah seorang guru yang enggan disebutkan namanya. (Tim)