Sejumlah Jalan di Kerinci Rusak Parah, Bupati dan Dewan Jadi Penonton?

KERINCI,GEGERONLINE.CO.ID – Rakyat Kerinci, Provinsi Jambi kedepannya harus cerdas memilih pemimpin selaku Bupati/ Kepala Daerah Kabupaten Kerinci, guna membangun dan mensejahterakan rakyat Sakti Alam Kerinci sebutan lainnya Kerinci.

Ternyata sudah dua Bupati Kerinci, dijabat oleh putra terbaik dari “Tokoh Tigo Luhah Tanah Sikudung” Siulak, (Kerinci Mudik) setelah Drs. Muhammad Awal, dalam kurun waktu berbeda, kemampuannya hanya mengelola APBD Kerinci yang sudah ada, bukan menambah atau mencari dana ke pemerintah pusat, hingga mampu membangun Kerinci secara nyata, bukan cerita rekayasa diatas kertas belaka?.

Bacaan Lainnya

Dalam kurun waktu untuk 15 tahun dijabat dua tokoh dari “tigo luhah tanah sikudung” yakni, H. Murasman 2009-2014, dan Adirozal, 2014-2019 dan 2019-2024 mendatang ternyata tidak menunjukkan prestasi gemilang. Yang terjadi justru perebutan kue pembangunan lewat APBD Kerinci, yang sudah berjalan delapan tahun, dalam dua periode Adirozal menjabat Bupati Kerinci, putra terbaik tigo luhah tanah Sikudung, (Siulak).

Kini dua periode masa jabatan Adirozal, dari tahun 2014-2019 dan 2019 – 2024 se Kabupaten Kerinci ditemukan sejumlah link jalan hancur total. Jika alibi dan alasan bisa saja dibuat, dengan alasan dana APBD kecil, penghasilan asli daerah (PAD), tidak memadai dan lain sebagainya.

Ini erat kaitannya kemampuan pribadi dan institusi Pemkab Kerinci, membangun jaringan ke Kementerian RI di Jakarta, sesuai program dan kebutuhan dana yang diperlukan. Ternyata, tidak banyak dilakukan dalam dua periode ini, masa pengabdian Bupati Adirozal.

Dalam catatan Dewan Rakyat Jalanan, telah menampung informasi tentang keluh kesah masyarakat Kerinci mulai dari infrastruktur yang rusak berat seperti Jalan Pesisir Bukit – Danau Tinggi Kecamatan Gunung Tujuh, dan sepanjang perbatasan Kayu Aro-Gunung Kerinci, kondisi jalannya hancur, belum lagi di Kerinci Tengah 4 kecamatan dan Kerinci Hilir 6 kecamatan, hanya sebagian jalannya baik dan tergolong baik, selebihnya membentuk kubangan.

Sedangkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kerinci, anggotanya banyak yang tak berani bersuara lantang, karena terlibat bermain dalam kegiatan proyek termasuk dari Daerah Pemilihan Dua (Dapil II) Kecamatan Kayu Aro, Kayu Aro Barat dan Gunung Tujuh. Namun tak seluruhnya, dan ada yang hanya memilih diam (apatis), masa bodoh atau memang tidak difikirkan?.

Dan sebagian belum memahami masalah, dan mencarikan solusi (jalan keluarnya, untuk mengurangi penderitaan masyarakat) dibidang transportasi dengan kata lain “tidak punya kemampuan” berfikir dan bekerja, bagi kemasalahatan orang banyak, khususnya masyarakat di Dapil 2 (dua), terdiri dari tiga Kecamatan tersebut.

Khusus Dapil Dua, tercatat nama Reno Effendi, (PKB), Adi Purnomo (PDI Perjuangan), waktunya habis urusan pribadi, “wanita dan harta” ia terlilit kasus WIL (Wanita Idaman Lain), yang bertahun lamanya belum tuntas 100 % sehingga kepentingan masyarakat dibidang perekonomian terabaikan.

Berikutnya Edminuddin (Gerindra), menjabat Ketua DPRD Kerinci, justru tak mampu membicarakan Jalan Pesisir Bukit-Danau Tinggi dan sejumlah link jalan lainnya, untuk dibenahi. Sebagai Ketua DPRD Kerinci, kurang punya kepedulian terhadap kepentingan masyarakat luas, khususnya masyarakat pemilih di Dapil Dua, yang menghantarkannya terpilih sebagai anggota dewan.

Berikutnya Amrizal, (Golkar), Lisnur Bani (Demokrat), dan Dosi Arafik (PAN), selain pembangunan secara fisik tidak berhasil diselesaikan Jalan yang hancur di wilayah Daerah Pemilihan Dua (Dapil. II) Kayu Aro, Kayu Aro Barat dan Gunung Tujuh, yang mereka ketahui secara pasti dan mereka juga melihat sendiri kondisi riil secara fisik dilapangan, malah jadi Penonton?

Padahal DPR sebagai jelmaan rakyat (wakil rakyat), harus memenuhi janji politik yang mereka jual selama ini, untuk meraih suara sebagai jelmaan rakyat diparlemen Kerinci.

Dari pengamatan Catatan Dewan Rakyat Jalanan, (Muhammad Marhaen), akibat kehancuran jalan Koto Tuo-Danau Tinggi dan sekitarnya sangat mengganggu percepatan putaran ekonomi, yang seharusnya bergerak cepat (dinamis), jika jalannya Hotmix.

Akibat kerusakan yang dibiarkan bertahun-tahun dimasa Bupati Kerinci dijabat DR H Adirozal, MSi, putra Kerinci kebanggaan masyarakat “Tigo luhah tanah sikudung” (Siulak) yang satu ini, selain soal ekonomi, juga melanda dunia Kesehatan dan Pendidikan bagi masyarakat untuk berobat, dan sekolah harus melewati jalan tersebut dan sekitarnya yang sudah jadi kubangan, cekung besar dan cembung, membentuk danau-danau kecil yang berlumpur.

Dan menyulitkan bagi para pelajar yang bermotor (kendaraan roda dua), Empat dan pejalan kaki. Seharusnya DPRD Kerinci tetap berpegang teguh pada amanat rakyat dengan tugas yang diembankan kepadanya yakni: Legislasi, penganggaran dan pengawasan disegala lini pembangunan.

Tapi disayangkan, bak meminjam istilah yang sering diperbincangkan dikaki lima, warung kopi dan lainnya, oknum dewan ada satu kaki atau setengah kaki dalam kebijakan pembangunan Kerinci, yang belum mapan, dan harus diperbaiki untuk memperkecil kesenjangan ditengah masyarakat. Dan harus berani menjalankan pengawasan secara benar dan profesional, demi rakyat.

Kenapa 30 orang DPRD Kerinci, tidak sependapat dalam melakukan pengawasan (kontrol), terhadap jalannya sistem pemerintahan yang dibangun Bupati Kerinci Adirozal?

Label bermottokan KLB Berkeadilan ini, jika sama-sama dilaksanakan dengan konsisten dan komitmen yang kuat tak perlu ada lagi jalan yang berlobang, dan berkubang-kubang, secara alami jika ada kerusakan tidak akan separah yang ada saat ini, ini kesannya pembiaran dan usulan masyarakat dari beberapa Desa diabaikan?.

Dan bukan infrastruktur jalan saja, bahkan yang menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK), seperti Sistem Pengadaan Air Minum (SPAM) untuk masyarakat pedesaan, amburadul sebagaimana diberitakan sebelumnya Bidik07ElangOposisi.

Dan Dapil Satu, Kecamatan Gunung Kerinci, Siulak dan Siulak Mukai. Antara lain ada nama Yuldi Herman, Erwiyanto, Joni Effendi, Irwandri, artinya di enam Kecamatan Kerinci Hulu (Mudik) ada 11 anggota dewan Kerinci seharusnya mampu mengurus dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Dapilnya masing-masing.

Jangan hanya saat-saat butuh saja menyayangi masyarakat, pemilihan legislativ, Pemilihan Kepala Daerah karena jadi tim sukses, dan atau mencalonkan diri sebagai Bupati/ kepala daerah dan mengumbar banyak janji dan menjual cerita politik. Seperti pencalonan Adirozal dua periode. Kenyataannya saat ini masyarakat Kerinci berkubang-kubang di lumpuran, pada puluhan titik rawan jalan di Kerinci Hulu, Tengah, dan Hilir.

Untuk kedepannya, masyarakat harus cerdas dan cerdik memiih pemimpin, Bupati/ Kepala Daerah Kabupaten Kernci, 2024 – 2029 untuk membangun dan membenahi Kerinci kedepan. Maka Bupati Kerinci kedepan tidak didominasi dari satu daerah (wilayah) seperti selama ini, dari Tigo Luhah Tanah Sikudung (Siulak), karena kurun waktu belasan tahun terakhir dijabat H. Murasman, Adi Rozal dan Jauh sebelumnya Muhammad Awal, ketiganya putra terbaik Siulak.

Dari tiga tokoh tersebut, hanya Muhammad Awal, yang dikenal mampu merangkul semua pihak, kendati telah lama wafat namanya dikenang masyarakat Kerinci, sebagai tokoh yang mengayomi dan membangun Kerinci secara seimbang.

Man CC, salah satu pendukung utama Adirozal, diperiode pertama dalam pertemuannya dengan Pempred BiDik07 ELANGOPOSISI, di Desa Sungai Batu Gantih, Kerinci Desember 2021, mengatakan “dua periode masa jabatan DR H Adirozal, MSi,

Dan masyarakat tidak faham apa itu WTP, mereka tahu fakta riil dilapangan, apa saja yang dibangun dengan anggaran dari Keuangan Negara, mampu memberikan azas manfaat yang jelas secara fisik. Dirasakan masyarakat, kata mantan Ketua DPC Pemuda Anshor Kota Surabaya (Jawa Timur), ini menegaskan.

Dan berhadapan dengan sejumlah masalah pembangunan yang menguntungkan pihak tertentu, Jalan yang hancur dikerjakan hasil lelang (tender), Swakelola, penerapan dana rutin, dana cair, rutin tak jalan dan kasus Fee proyek, nota benennya berbau istana, tidak dihentikan dengan kesadaran sendiri, pembangunan Kerinci evoria dalam keadaan semu?. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *