Guru Penembus Kegelapan, Berikan Gelar Pahlawan Yang Muliya

Catatan yang terabaikan, Gafar Uyub Depati Intan

Guru, diidolakan sebagai Pahlawan tanpa tanda jasa, (Guru tanpa tanda jasa), peran dan jasanya lebih dari itu. Idialnya guru lah penembus kegelapan. Tanpa guru tidak akan pernah lahir para ilmuan, para ahli di bidangnya masing-masing, terkecuali turunnya mujizat dari tuhan Allah yang maha kuasa. Semuanya lahir dari ilmu yang bermanfaat, yang diberikan oleh guru, untuk membuka mata hati anak manusia, sehingga bisa membaca, mana yang hitam, mana yang putih maka guru pantas disebut penembus kegelapan dan seterusnya.

Bacaan Lainnya

Karena pendidikan (petunjuk) yang diberikan oleh guru maka lahirnya orang-orang hebat, ilmuan, berani, pahlawan dan orang-orang profesional dibidangnya. Sudah sepantasnya sebutan mengidolakan Guru sebagai Pahlwan tanpa tanda jasa, harus ditambah dengan sebutan Guru Pahlawan Yang Muliya. Sebagai sebutan kehormatan pada guru kita.

Ingat, dan hormati lah guru mu, jasanya sangat besar dan tak dapat dihitung atau dibanding-bandingkan dengan kekayaan yang berlimpah, darinya lah kita tahu mengerti dan melihat, baik buruknya proses dan perjalanan hidup di dunia ini.

Balas lah jasanya dengan cara bersilaturrahmi ketika Ia masih hidup, dan mendoakannya dengan hati yang ikhlas dan bersyukur pada tuhan Allah yang maha kuasa, atas ilmu yang kita peroleh dari sang guru atas ridhonya.

Jika kita punya rezeki, berikanlah tanda terima kasih kita sesui kemampuan juga dengan jiwa dan rasa yang ikhlas dan bukan evoria atau rasa ingin dipuji dan dipuja-puja.
Guruku dimana kini….? Proses dan perjalanan hidup yang membuat kita berpisah jauh, antar Desa, jauh antar Kabupaten dan Kota. Mohon ya guru, maafkan aku atas kesombongan dan keangkuhan dan silaturrahmi yang terputus selama ini.

Hanya pada mu ya guru, ‘’pahlawan yang ku muliyakan’’ yang kubanggakan, dan kusayangi. Tanpa ilmu yang telah engkau berikan, aku akan buta dan bisa tersesat dialam yang terang. Bak meminjam istilah naas bisa tiba kapan saja, Bukan Karam Mengarungi Lautan Tapi Jatuh Ditepian Mandi.

Lahirnya orang-orang besar, hebat, para ilmuan, berani, pahlawan yang memerdekakan Negeri ini, memerdekakan perbudakan, melepaskan segala bentuk belenggu tekanan, hanya dengan ilmu yang telah engkau berikan. Engkau telah membuka mata, hati dan fikiranku yang sehat untuk menembus kegelapan.

Semoga jerih payah mu ya guru ku, mendapat balasan dari tuhan yang maha kuasa dan maha segalanya. Jikapun aku tak dapat menjumpaimu untuk bersilaturrahmi semasa hidup, aku hanya menyampaikan sepotong do,a dalam sunyi dan senyapku, Alfatihah….Semoga engkau mendapat ampunannya, amien. (***)

Kepada pembaca yang budiman, kritik, masukan dan saran sangat diharapkan, tanpa anda, penulis tak ada apa-apanya?

Penulis/Penanggungjawab : Gafar Uyub Depati Intan Pempred BEO & GEGERONLINE.CO.ID – Ketua Komite Wartawan Reformasi Indonesia (KWRI) Provinsi Bengkulu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *