KERINCI,GEGERONLINE.CO.ID-Proyek Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air (P3-TGAI) yang tengah berjalan di sejumlah Desa dalam wilayah Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi menuai kritikan tajam dari masyarakat.
Program yang menyasar kelompok tani di berbagai wilayah seperti Kecamatan Danau Kerinci Barat, Tanah Cogok, Sitinjau Laut, Siulak, dan Siulak Mukai tersebut, dinilai tidak sesuai harapan. Hal serupa juga ditemukan di beberapa Desa di Kota Sungai Penuh, salah satunya di Kecamatan Tanah Kampung.
P3A yang dibiayai dengan dana sekitar Rp 195 juta dan dikerjakan secara swadaya oleh kelompok tani itu, menurut warga, memiliki banyak kelemahan. Sejumlah pihak menyoroti mutu pekerjaan yang buruk serta dugaan penyimpangan yang dinilai melenceng dari tujuan utama program Balai Wilayah Sungai Sumatera.
Padahal, landasan hukum program ini cukup jelas. UU Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air, PP Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi, hingga Permen PUPR Nomor 12/PRT/M/2015 semuanya menekankan pentingnya peran serta petani dalam pengelolaan dan pemeliharaan jaringan irigasi.
Seorang warga, Amri (45), mengaku kecewa dengan hasil yang ada.
“Kalau melihat kualitas bangunannya, sangat jauh dari harapan. Anggaran besar tapi hasilnya tidak maksimal. Kami juga bingung siapa sebenarnya kelompok tani pelaksana program ini,” ungkapnya.
Sutrisno (50), petani lainnya, juga menyuarakan hal senada.
“P3A kali ini sama saja dengan sebelumnya, tidak transparan, hasil pekerjaan juga rendah kualitasnya,” ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Balai Wilayah Sungai Sumatera Vi maupun kelompok pelaksana belum memberikan keterangan resmi. Meski begitu, desakan agar program ini dievaluasi terus menguat di tengah masyarakat.(HM)