Pilwako Sungai Penuh 2020: Masyarakat Pemilih Harus Cerdas Menggunakan Kekuasaannya

Ket Foto: Gafar Uyub Depati Intan

Catatan Yang terabaikan: Gafar Uyub Depati Intan

Pemilihan Walikota Sungai Penuh, Provinsi Jambi akan berlangsung serentak sama dengan pemilihan Kepala daerah (pilkada) serentak diseluruh tanah air, 09 Desember 2020 untuk periode masa pengabdian tugas 2021-2025 bagi pemenangnya yang ditentukan oleh kekuasaan rakyat (masyarakat) Kota Sungai Penuh, dan terlantik.

Bacaan Lainnya

Yang menarik disimak jalannya proses perebutan rekomendasi partai pengusung oleh bakal calon (Balon) untuk ditetapkan menjadi calon, “pasangan Fikar-Yos” telah mendominasi perolehan kursi pengusung, sebanyak 20 kursi dari 25 kursi DPRD Kota Sungai Penuh. Sedangkan pasangan Ahmadi-Hardizal, hanya 5 kursi (cukup), didukung PDI Perjuangan 1 kursi, Berkarya 1 kursi dan PPP 3 kursi, untuk ikut dalam kontestan peserta Pilwako Sungai Penuh, Provinsi Jambi, tahun ini.

Dengan penguasaan kursi pengusung, oleh Fikar Azami putra Asyafri Jaya Bakri (AJB) Walikota Sungai Penuh (saat ini), dengan pasanganya Yos Adrino, populer disebut, “Fikar-Yos” berarti pasangan ini berhasil memenangkan pertarungan pada pase proses perolehan dari Partai pengusung dengan Wakilnya di DPRD Sungai Penuh, sebanyak 18 kursi.

Bahkan banyak pihak mengatakan, pasangan “Fikar-Yos” telah memenangkan pertarungan pada tahap proses (persaingan) pencalonan, nampaknya Fikar Azami, “sangat berambisi” menggantikan sang ayahnya Asyafri jaya Bakri (AJB) yang menjabat Walikota Sungai Penuh, dua periode itu.

Sedangkan pasangan Ahmadi Zubir-Hardizal, harus bekerja ekstra keras untuk mendapatkan lima kursi pengusung dari DPRD Kota Sungai Penuh, suka tidak suka “Pasangan Fikar-Yos, mampu menghambat/ menggagalkan pasangan Balon lainnya untuk bersaing sebagai peserta Kontestan Pilwako Sungai Penuh, tahun ini.

Inilah “Fikar” yang punya tekad besar dan mampu memainkan peran strategis politiknya menguasai partai pengusung. Kendati dibalik bayang-bayang kebesaran Profesor Asyafri Jaya Bakri (AJB) itu, “Fikar-Yos” tak dapat dianggap remeh?.

Sedangkan Ahmadi Zubir, adalah pesaing utama Asyafri Jaya Bakri pada Pilwako Sungai Penuh, periode pertama AJB menjabat Walikota Sungai Penuh, Ia sudah berpengalaman di Pemerintahan, dengan jabatan terakhir Kesbangpol Pemda Kabupaten Kerinci. Dan memiliki masa pendukung ada dari semua kelompok (kubu) pemilih di Kota Sungai Penuh. Tinggal kemampuan meyakinkan dan cara menguasai massa?.

Bakal seru. Banyak pihak berpendapat akan terjadi adu kambing dalam Pilwako Sungai Penuh, dan pasangan “Fikar-Yos” gagal melawan Kotak Kosong, yang secara teori akan mulus melawan, ketimbang adu kambing.

Kini pasangan, Fikar-Yos, akan berhadapan dengan Ahmadi-Hardizal” sama-sama memiliki pendukung panatik.

Bahkan cerita akan terjadi adu kambing itu, telah diulas dalam sebuah artikel yang dimuat Gegeronline.co.id, 31 Agustus 2020 ditulis oleh saudara: Oga Gandradika Oktavora, SE seorang Wartawan, berjudul skenario adu kambing dalam Pilwako Sungai Penuh.

Dan penting dicatat dan diingatkan kembali, kemampuan pasangan Fikar-Yos, dalam meyakinkan dan menguasai Partai pendukung “luar biasa” sehingga memupuskan harapan Pusri Amsyi – Alvia Santoni, pasangan Zulhelmi – Arfensa sampai saat ini juga belum bisa meraih simpati dari Partai untuk mengeluarkan rekomendasi, Zulhelmi yang notabennya saat ini adalah Wakil Walikota yang masih menjabat. Dikutif kembali.

Melihat kondisi politik yang tengah berkembang dalam proses Pilwako Sungai Penuh, kian panas menuju hari “H” 09 Desember 2020, masyarakat sebagai pemilik kedaulatan (kekuasaan) harus cerdas menggunakan hak pilihnya (kekuasaan), menentukan pilihannya apakah “Ahmadi-Hardizal” atau sebaliknya, dengan bebas dan demokratis tanpa di Intervensi pihak manapun.

Kalau pilihan nantinya banyak ke Ahmadi-Hardizal, berarti paradigma berfikirnya masyarakat memilih pasangan berpengalaman, dan sebaliknya jika banyak kepada Fikar-Yos, berarti mendukung pasangan muda yang progresihip, tergantung niat dan hati nurani masyarakat sebagai pemilik kekuasaan. Tegasnya tanpa intervensi dari pihak manapun.

Jika menjelang hari “H” nanti, terjadi politik uang (Money politic) kedua belah pihak kubu yang bertarung, kalau pemilih diberi uang, “ambil uangnya” namun pemilih harus menggunakan hak pilih sesuai hati nurani masing-masing pemilih, tanpa paksaan dari pihak manapun.

Karena yang tahu hanya anda didalam bilik suara, yang bebas melakukan pencablosan. Itu, yang disebut bebas dan rahasia. Rahasia, tak perlu anda ceritakan kepada siapapun. (***)

Penulis: Pemimpin Redaksi Gegeronline, Bidik07elangOposisi/ Redaktur Rafflesia Post Group. Mantan Ketua DPD Komite Wartawan Reformasi Indonesia Provinsi Bengkulu, ssli putra Kerinci, tinggal di Kota Bengkulu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *