Proyek P3-TGAI di Kota Sungai Penuh Menuai Polemik

Ket Foto: Salah satu gambar yang dikirim oleh M Ghazali saat memberikan hak jawab kepada Indonesiasatu.id Minggu (26/7/2020)

Kerinci,Gegeronline.co.id-Gencar diberitakan oleh berbagai kalangan awak media, realisasi program P3-TGAI tahun anggaran 2020 tahap II di wilayah satker operasi dan pemeliharaan SDA Sumatera VI khususnya Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh akhir-akhir ini menuai polemik dan menjadi sorotan publik.

Tak terkecuali P3-TGAI yang ada di Desa Koto Duo Sungai Liuk Kecamatan Pesisir Bukit kota Sungai Penuh, selain dituding mengelabui Publik karena tidak terpampangnya papan informasi nilai proyek, sehingga tidak diketahui berapa total anggaran dan volumenya.

Bacaan Lainnya

Program Padat Karya Tunai (PKT) di Desa tersebut disorot karena dinilai cacat mutu dan menyalahi spesifikasi teknis, seperti pasangan batu dinaikkan diatas lumpur yang tak dibersihkan, serta kuat dugaan tanpa adanya galian pondasi.

Mirisnya lagi, lantai kerjanya kuat dugaan tidak adanya hamparan serta urugan pasir, sehingga kualitas dan kuantitas pekerjaan tersebut sangat diragukan, apalagi dengan kondisi tanah yang sangat labil, azas manfaatnya pun patut dipertanyakan, dan diprediksikan tidak akan bertahan lama.

Terkait hal tersebut, Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM) M. Ghazali angkat bicara, saat dikonfirmasi Indonesiasatu.id  Minggu (26/7/2020) melalui pesan wahtsapp, saat ditanyai realisasi program P3-TGAI terutama terkait dugaan tidak adanya galian pondasi, serta lumpur tidak dibersihkan, serta tidak dihamparnya urugan pasir.

“Pekerjaan pasang batu itu tidak ada pakai urung pasir, mohon maaf sifatnya teknis, tidak bisa dijelaskan di WA, itu ada tim teknisnya,” jawab M Ghazali sambil memperlihatkan foto.

Tapi ketika ditanyai alasan tidak dipasangnya papan merek informasi proyek, ia memperlihatkan foto lokasi yang terpampang papan merek nilai proyek.

“Mohon  maaf Apakah anda ahli beton atau pasangan batu karena bisa menyalah atau memvonis itu pekerjaan tidak sesuai,” kata M Ghazali.

Sementara itu, pelaksana anggaran yang sekaligus ketua kelompok tani BILOIEK (nama kelompok tani,red) Jumhar Evayani, saat dikonfirmasi via pesan Whatsapp Minggu (19/07/2020) mengakui papan informasi nilai proyek memang belum dipasang, meski fakta di lokasi pekerjaan sudah terealisasi hampir dari 70 persen.

“Papan nama besok diambil dengan prasasti, insyaalloh pasangan saya buat untuk masyarakat, bukan untuk kelompok,” kata Jumhar Evayani ringkas,” (Tim).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *